Creativestation.id – Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, memberikan klarifikasi terkait beredarnya kabar mengenai 15 pesawat Garuda Indonesia yang disebut “di-grounded”.
Dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI pada Rabu (7/5/2025), Wamildan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya akurat.
Menurutnya, 14 dari pesawat tersebut merupakan milik anak usaha Citilink, dan hanya 1 unit merupakan armada milik Garuda Indonesia. “Pesawat-pesawat ini tidak di-grounded, tetapi sedang menunggu jadwal perawatan yang tertunda hingga tahun depan,” jelasnya.
Percepatan Perawatan Jadi Prioritas
Wamildan menyatakan bahwa perusahaan tengah berupaya mempercepat proses perawatan 15 pesawat tersebut agar dapat kembali beroperasi pada tahun ini juga.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Garuda dalam menjaga keandalan layanan serta memenuhi kebutuhan kapasitas angkut di tengah meningkatnya permintaan pasca pandemi.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak penyedia suku cadang dan fasilitas perawatan untuk mempercepat prosesnya. Target kami, pesawat-pesawat ini bisa kembali mengudara secepat mungkin,” tegas Wamildan dalam rapat tersebut.
Keterlambatan Akibat Kendala Rantai Pasok Global
Penjelasan lebih teknis disampaikan oleh Direktur Teknik Garuda Indonesia, Rahmat Hanafi, yang menyebut bahwa perawatan pesawat-pesawat ini termasuk dalam kategori “heavy maintenance” dan membutuhkan penggantian suku cadang utama.
“Seperti yang dialami banyak maskapai global, kami menghadapi keterbatasan suplai suku cadang karena terganggunya rantai pasok internasional. Hal ini menyebabkan antrean panjang dalam proses perawatan,” ungkap Rahmat.
Ia menambahkan bahwa setiap tahap perawatan dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh untuk menjamin standar keselamatan dan kelaikan terbang sesuai regulasi penerbangan sipil.
Baca juga : Transaksi Kartu Kredit Melambat di Awal 2025, Tanda Daya Beli Melemah?
Strategi Optimalisasi Armada Terus Dijalankan
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Garuda Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi kebutuhan pasar dengan mendatangkan empat pesawat narrow body Boeing 737-800NG pada akhir tahun 2024. Dua unit tambahan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada kuartal II tahun 2025.
Menurut Wamildan, penambahan armada ini ditujukan untuk memperkuat posisi Garuda di rute-rute domestik dan regional yang memiliki trafik tinggi, seiring dengan pemulihan sektor pariwisata nasional.
“Permintaan penumpang terus menunjukkan tren positif. Oleh karena itu, kami pastikan bahwa kapasitas produksi kami tetap sejalan dengan kebutuhan pasar,” tambahnya.
Menepis Isu dan Menjaga Reputasi Maskapai
Klarifikasi ini menjadi penting mengingat isu yang beredar sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran publik terkait kondisi operasional Garuda Indonesia.
Dengan penjelasan langsung dari pimpinan dan tim teknis perusahaan, diharapkan masyarakat dan investor mendapatkan gambaran yang lebih utuh dan faktual.
Wamildan menegaskan bahwa Garuda Indonesia tetap beroperasi dengan komitmen tinggi terhadap kualitas layanan dan keselamatan penerbangan, serta terus berupaya menjaga reputasi sebagai maskapai nasional andalan.
Baca juga : Jasa Marga Bagikan Dividen Rp 1,13 Triliun, Payout Ratio Naik Drastis
Menjaga Kinerja Keuangan dan Kepercayaan Publik
Dalam kesempatan yang sama, Garuda juga menyampaikan bahwa perusahaan akan terus menjalankan langkah-langkah efisiensi dan optimalisasi kinerja agar tetap kompetitif di tengah tantangan global.
Fokus utama mencakup pengelolaan armada, peningkatan digitalisasi layanan, serta restrukturisasi rute dan biaya operasional.
Garuda berharap dukungan dari pemerintah, pemegang saham, dan publik akan terus menguat seiring langkah transformasi yang dijalankan perusahaan untuk menjadi maskapai yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment