APPI Waspadai Dampak Perang Dagang AS-China, UMKM Terancam, Multifinance Ditekan

Redaksi creativestation

May 5, 2025

4
Min Read
Ekonomi Lesu, Multifinance Terancam Bangkrut?!

Creativestation Ekonomi lesu, kenapa? karena perlambatan ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh 4,87% (yoy) di kuartal I-2025, turut memukul industri pembiayaan.

Ancaman terhadap stabilitas ekonomi Indonesia tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga dari dinamika global.

Salah satu kekhawatiran utama saat ini adalah dampak lanjutan dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyoroti potensi banjir produk impor asal China ke pasar domestik sebagai dampak dari penurunan ekspor China ke pasar AS.

Lonjakan impor tersebut berpotensi menekan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

Selain itu, ketidakseimbangan antara produk lokal dan barang impor dapat memperburuk daya beli masyarakat dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga : Aset Negara Tembus US$ 1 Triliun? Prabowo Ungkap Rahasianya!

Perang Dagang dan Gelombang Produk Murah China

Dalam berbagai analisis ekonomi global, ketegangan antara dua kekuatan ekonomi dunia—AS dan China—tidak hanya berimplikasi pada perdagangan antarnegara, tetapi juga menciptakan efek domino di negara berkembang seperti Indonesia.

Ketika ekspor China ke Amerika terganggu, negara itu cenderung mencari pasar baru, termasuk di Asia Tenggara.

Hal ini menyebabkan masuknya barang-barang impor dengan harga sangat kompetitif, sering kali di bawah harga produksi lokal.

Situasi inilah yang menjadi sorotan APPI. Produk-produk murah dari China tidak hanya bersaing dari segi harga, tetapi juga membanjiri pasar dalam volume besar.

UMKM yang tidak memiliki skala produksi besar, daya tawar tinggi, atau akses modal luas akan menjadi pihak pertama yang terkena dampak.

Dalam jangka panjang, ketimpangan ini dapat menyebabkan gulung tikar massal pelaku UMKM, meningkatnya pengangguran, dan perlambatan ekonomi nasional.

Daya Beli Masyarakat Semakin Tertekan

Kondisi ini diperparah oleh daya beli masyarakat yang masih lemah pasca-pandemi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga belum sepenuhnya pulih ke tingkat sebelum pandemi.

Masuknya produk impor murah memang bisa menurunkan harga barang, namun efek jangka panjangnya bisa berbahaya mulai dari mati surinya industri dalam negeri hingga menurunnya pendapatan negara dari sektor manufaktur.

Baca juga : Harga Emas Terus Meroket

Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan laju impor juga masih menghadapi tantangan besar. Di satu sisi, liberalisasi perdagangan mendorong efisiensi dan ketersediaan barang bagi konsumen, namun di sisi lain, tanpa proteksi memadai, sektor domestik bisa tergilas.

Dampak Langsung ke Sektor Pembiayaan dan Multifinance

Dalam wawancara eksklusif bersama Suwandi Wiratno, Ketua Umum APPI, yang ditayangkan dalam program Power Lunch creativestation.id (Senin, 05/05/2025), disebutkan bahwa dampak dari kondisi ini terasa nyata dalam sektor industri pembiayaan (multifinance).

Menurut Suwandi, perlambatan ekonomi yang berkepanjangan akan berdampak langsung pada tingkat kepercayaan konsumen untuk mengambil pembiayaan baru, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun produktif.

“Ketika masyarakat tidak yakin terhadap kondisi ekonomi, mereka akan menahan pengeluaran dan cenderung menghindari utang baru. Hal ini akan mengurangi permintaan terhadap produk-produk pembiayaan, mulai dari kendaraan bermotor, elektronik, hingga modal usaha,” jelasnya.

Lebih lanjut, Suwandi memperingatkan bahwa risiko kredit macet (non-performing financing/NPF) juga bisa meningkat jika pelaku usaha kecil tidak mampu bersaing dan mengalami penurunan pendapatan.

“Kita menghadapi ancaman dua arah penurunan demand dan peningkatan risiko pembiayaan bermasalah. Ini adalah kondisi yang sangat perlu diwaspadai oleh semua pelaku multifinance,” tambahnya.

APPI Dorong Kolaborasi Kebijakan dan Inovasi Industri

Dalam menghadapi tantangan ini, APPI mendorong kolaborasi yang lebih erat antara regulator, pelaku industri, dan UMKM. Beberapa strategi yang disarankan antara lain:

  • Insentif pembiayaan berbunga rendah untuk UMKM yang terdampak.
  • Kebijakan proteksi terhadap sektor-sektor rentan, khususnya produk-produk lokal strategis.
  • Digitalisasi pembiayaan agar lebih efisien dan menjangkau pelaku usaha kecil yang belum terakses oleh lembaga keuangan konvensional.
  • Peningkatan literasi keuangan dan pemasaran digital bagi UMKM agar lebih adaptif terhadap persaingan global.

APPI juga tengah menggagas dialog terbuka dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membahas mekanisme perlindungan terhadap sektor pembiayaan, khususnya di tengah tekanan global seperti saat ini.

Ikuti terus informasi investasi dan tren keuangan lainnya hanya di Creativestation.id – Media creative dan inovatif.

  1. […] juga : Ekonomi Lesu,APPI Waspadai Dampak Perang Dagang AS-China, UMKM Terancam, Multifinance […]

  2. […] juga : Ekonomi Lesu,APPI Waspadai Dampak Perang Dagang AS-China, UMKM Terancam, Multifinance […]

  3. […] Baca juga : Ekonomi lesu, ternyata ini penyebab utamanya! […]

Leave a Comment

Related Post