Creativestation – Indonesia meningkatkan perannya dalam mencetak bakat digital dengan mendirikan program Korea-ASEAN Digital Academy (KADA). Ini merupakan produk dari kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan negara tetangga, Republik Korea. Program tersebut menunjukkan betapa efektifnya pendekatan diplomatik digital yang diterapkan oleh Indonesia untuk membantu proses transformasi digital di wilayah ASEAN.
Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, mengatakan bahwa KEDA akan membentuk suatu ekosistem pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan keterampilan teknis yang kuat sekaligus meningkatkan hubungan jangka panjang antar bakat dari berbagai negara.
“Kami pada saat yang sama memperkuat hubungan bilateral menjadi lebih kokoh antara ASEAN dan Republik Korea. Tujuan utamanya adalah melengkapi sumber daya manusia dengan kemampuan dalam teknologi digital,” jelas Nezar Patria ketika meresmikan Program KADA di Pusat Talenta Digital, BPPTIK Kementerian Komunikasi dan Informatika, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (5/6/2025).
Program ini bertujuan untuk menguasai sektor-sektor penting seperti kecerdasan buatan, cloud computing, serta pembangunan perangkat lunak canggih yang merupakan keterampilan utama di era ekonomi digital mendatang. Menurut Nezar Patria, manfaat unik dari program KEDA tak sekadar memberikan pengetahuan teknologi digital kepada para partisipannya, melainkan juga berperan dalam memfasilitasi pekerja terbaiknya menuju sektor industri.
Baca juga : Rahasia ASEAN Tinggalkan Dolar AS Terungkap!
“Nanti setelah menyelesaikan program KADA, para peserta tidak hanya akan memperoleh sertifikat, tetapi juga akan diberi dukungan dalam mencari pekerjaan di perusahaan multinasional, di Korea, ataupun di berbagai perusahaan lokal lainnya,” tambah Nezar.
Sebagai komponen dari strategi yang matang, KADA dilaksanakan bersama perusahaan teknologi pendidikan unggulan asal Korea Selatan, Elice. Kerjasama ini mencerminkan kapabilitas Indonesia dalam membentuk kemitraan bermanfaat, bertujuan untuk memperoleh peluang pekerjaan sampai 50% bagi para alumni KADA di bidang industri digital.
“Jadi Elice telah memiliki suatu jaringan, dan sesuai pembicaraan kami dengan mereka, minimal 50% dari para lulusan ini dapat ditempatkan di sektor industri. Meskipun begitu, semua peserta tetap bebas mengajukan diri ke mana saja yang ingin mereka tuju,” terang Nezar.
Model pemilihan untuk program bersaing juga mencerminkan kegigihan Indonesia dalam mengubah KADA menjadi praktik terbaik dalam membangun kapabilitas digital yang inklusif serta didasarkan pada prestasi.
“Durasi program ini adalah 2,5 bulan dan sangat bersaing di antara 160 calon peserta yang lolos hanya 60 orang. Mereka semua memenuhi kriteria atau layak untuk ikut dalam program tersebut,” jelasnya.
Pada saat mengunjungi kelas pelatihan, Nezar menekankan betapa vitalnya memiliki pengalaman praktis (hands-on experience) untuk membangun bakat digital. Program studi mereka disesuaikan dengan permintaan sektor industri serta perkembangan teknologi di masa mendatang.
Baca juga : Indonesia Jadi Tuan Rumah Event Dunia Tahun Ini , Apa Dampaknya?
“Tadi kita melihat contoh latihan di kelas berupa pemograman komputer, Python (bahasa pemrograman tingkat tinggi), kecerdasan buatan, perhitungan awan, dan sejenisnya,” jelasnya.
Dengan menginisiasi dan melaksanakan program KADA secara langsung, Indonesia membuktikan kemampuannya untuk menjadi jembatan dalam kerjasama digital antara ASEAN dan Korea Selatan. Di atas segalanya, hal ini semakin memperkokoh posisi Indonesia sebagai sumber ide nyata bagi struktur transformatif digital di wilayah tersebut serta mitra penting dalam hubungan internasional bidang teknologi.
Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment