Laba PT DNET Melonjak 185% di Kuartal I-2025, Indomaret Jadi Penopang Utama

Redaksi creativestation

May 7, 2025

4
Min Read
Laba DNET Melonjak Tajam! Rahasianya?

Creativestation.id – PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET), perusahaan investasi yang menaungi merek-merek besar seperti Indomaret, Sari Roti (ROTI), dan KFC Indonesia (FAST), mencetak kinerja cemerlang pada kuartal I-2025.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, perusahaan berhasil membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 204,74 miliar, naik drastis 185,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 84,82 miliar.

Lonjakan ini bukan hanya mencerminkan penguatan kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga menunjukkan bahwa DNET berhasil mengoptimalkan strategi investasi di berbagai sektor, terutama ritel dan digital.

Keberhasilan ini menarik perhatian pelaku pasar, mengingat beberapa anak usaha DNET justru mencatatkan performa kurang optimal di periode yang sama.

Lonjakan Didukung Laba dari Entitas Asosiasi dan Kontrak Pelanggan

Salah satu pendorong utama lonjakan laba DNET adalah peningkatan signifikan pada pendapatan dari entitas asosiasi dan ventura bersama, yang tercatat sebesar Rp 182,19 miliar. Angka ini mengalami lonjakan 1.955% yoy, sebuah pencapaian yang sangat luar biasa.

Selain itu, pendapatan dari kontrak pelanggan juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,90% yoy, menjadi Rp 379,40 miliar.

Meskipun kenaikannya tidak sebesar laba dari entitas asosiasi, angka ini tetap menjadi kontribusi penting dalam menopang performa keuangan DNET secara keseluruhan.

Peningkatan dua komponen utama ini menjadi sinyal kuat bahwa strategi diversifikasi portofolio DNET menunjukkan hasil yang konkret.

Tak hanya mengandalkan anak perusahaan yang berada langsung di bawah naungan mereka, DNET juga mampu mengelola dan meraup keuntungan dari entitas investasi lainnya.

Baca juga : Tepis Isu Kebal Hukum Direksi BUMN, Wamen BUMN Tiko Buka Suara!

Indomaret Tetap Jadi Tulang Punggung Keuangan DNET

Jika ada satu nama yang konsisten menjadi penopang utama kinerja DNET dari tahun ke tahun, maka itu adalah Indomaret, yang dikelola oleh PT Indomarco Prismatama. Ritel modern ini mencatatkan:

  • Penjualan Neto: Rp 29,04 triliun, naik 5,65% yoy
  • Laba Bersih: Rp 471,70 miliar, melonjak 213% yoy

Kenaikan tajam laba bersih ini membuat Indomaret tampil sebagai bintang utama dalam portofolio DNET. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan daya beli masyarakat yang masih fluktuatif, performa Indomaret justru terus menanjak. Ini mengindikasikan kekuatan brand, efisiensi distribusi, dan strategi ekspansi gerai yang tetap efektif.

Indomaret berhasil mengokohkan posisinya sebagai pemain dominan dalam industri ritel dengan jaringan luas dan kemampuan adaptasi terhadap perilaku konsumen digital melalui fitur belanja online dan aplikasi mobile.

Sari Roti dan KFC Masih Menjadi Tantangan

Berbeda dengan Indomaret, anak perusahaan lain seperti Sari Roti (PT Nippon Indosari Corpindo Tbk./ROTI) justru mencatatkan penurunan performa pada kuartal I-2025.

Berdasarkan laporan, penjualan bersih ROTI turun sebesar 9,62% yoy, dari sebelumnya Rp 951,40 miliar menjadi Rp 859,64 miliar. Laba bersihnya pun menyusut tajam hingga 68,69%, menjadi Rp 23,1 miliar.

Penurunan ini kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan harga bahan baku dan tantangan distribusi di pasar regional.

Meski demikian, ROTI masih memiliki basis konsumen yang kuat dan potensi untuk bangkit di kuartal berikutnya jika strategi pemasaran dan efisiensi biaya diperbaiki.

Sementara itu, KFC Indonesia dan Taco Bell, yang berada di bawah PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), masih mencatatkan kerugian.

Meskipun demikian, kerugiannya berkurang signifikan dari Rp 196,21 miliar menjadi Rp 36,75 miliar. Tren ini menunjukkan adanya perbaikan dari sisi operasional dan efisiensi, meskipun belum cukup untuk membawa FAST kembali ke jalur laba.

Anak Usaha Lain Tunjukkan Tren Positif

Di sisi lain, anak usaha PT Jaringan Mega Sedayu mencatatkan kinerja keuangan yang sangat positif. Laba perusahaan ini naik hampir lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski belum seikonik Indomaret atau Sari Roti, kontribusi dari Jaringan Mega Sedayu menjadi tambahan kekuatan baru bagi DNET dalam menghadapi tahun fiskal 2025.

Efisiensi dan Beban Usaha

Dari sisi pengeluaran, beban umum dan administrasi DNET tercatat mengalami peningkatan sebesar 18,47% yoy menjadi Rp 46,34 miliar.

Namun, hal ini masih dapat ditoleransi karena laba usaha justru naik signifikan sebesar 116,81% yoy, menjadi Rp 245,53 miliar.

Artinya, manajemen DNET berhasil menjaga efisiensi operasional dan mengoptimalkan pengeluaran meski beban meningkat.

Kinerja kuartal I-2025 ini menjadi cerminan solidnya strategi DNET dalam mengelola portofolio investasi. Kontribusi kuat dari Indomaret, lonjakan dari entitas asosiasi, serta perbaikan performa anak usaha seperti FAST dan Jaringan Mega Sedayu, menjadi sinyal bahwa perusahaan berada dalam posisi keuangan yang sehat dan siap menghadapi tantangan berikutnya.

Baca juga : Pandu Sjahrir Bahas Peluang Investasi Strategis Indonesia di Milken Institute Global Conference 2025

Walau masih ada pekerjaan rumah untuk mengembalikan performa Sari Roti dan mendorong KFC ke zona profit, secara umum prospek DNET di sisa tahun 2025 sangat menjanjikan.

Ikuti terus informasi investasi dan tren keuangan lainnya hanya di Creativestation.id – Media creative dan inovatif.

  1. […] Baca juga : Kementerian BUMN Usulkan Penghapusan Utang Istaka Karya, Perlindungan untuk Vendor Kecil? […]

Leave a Comment

Related Post