Komunitas Motor dan Healing, Cara Gen Z Menemukan ‘Safe Space’ di Dunia Nyata

Ilmi Habibi

May 6, 2025

4
Min Read

Creativestation.id –  Di tengah derasnya arus digital dan tekanan sosial yang kian kompleks, Gen Z mencari tempat aman untuk mengekspresikan diri dan melepas penat. Salah satu bentuk pencarian itu muncul dalam wujud komunitas motor, bukan sekadar sebagai ajang hobi otomotif, tetapi juga ruang untuk healing dan membangun koneksi nyata.

Lebih dari Sekadar Touring

Komunitas motor dulunya identik dengan konvoi, kebut-kebutan, atau kegiatan khas anak muda yang penuh adrenalin. Namun kini, maknanya bergeser. Bagi Gen Z, komunitas motor bukan hanya soal kendaraan, tetapi tentang kebersamaan, ruang obrolan tanpa stigma, dan proses pemulihan mental. Touring kini menjadi sarana “kabur sejenak” dari rutinitas, tekanan kerja, atau keresahan hidup di kota besar.

“Saat jalan bareng komunitas, saya bisa napas lega. Kita saling cerita tanpa takut dihakimi,” kata Raka, 24 tahun, anggota komunitas motor di Malang.

Rute-rute yang dipilih pun cenderung ke tempat sepi, seperti pegunungan, danau, atau pantai terpencil. Di sana, anggota komunitas tidak hanya beristirahat, tapi juga berbagi cerita, memasak bersama, bahkan meditasi ringan sambil menikmati alam. Kegiatan ini disebut healing ride atau healing trip istilah yang kini kian populer di kalangan anak muda.

Baca Juga : Ngonten Bareng Vespa, Tren Gen Z yang Bikin Feed Instagram Makin Estetik

Safe Space di Dunia Nyata

Konsep “safe space” awalnya dikenal di dunia maya: ruang digital tempat orang bisa berbicara tanpa takut dibully atau ditolak. Namun, kebutuhan akan ruang aman di dunia nyata makin besar. Di sinilah komunitas motor berperan. Tanpa protokol sosial yang kaku, komunitas ini mengedepankan keterbukaan dan empati.

Dalam komunitas ini, tidak ada keharusan untuk tampil sempurna. Justru mereka saling mendukung ketika salah satu anggota sedang mengalami masalah, entah soal karier, hubungan, atau kesehatan mental. Banyak yang merasa lebih didengar dalam ruang ini ketimbang di lingkungan kerja atau bahkan keluarga.

“Kalau lagi burnout, saya nggak cerita ke kantor atau rumah. Saya malah cerita ke teman-teman di komunitas motor ini,” ujar Vira, 22 tahun, yang aktif dalam komunitas motor perempuan di Bandung.

Koneksi yang Otentik

Berbeda dengan media sosial yang kadang membuat hubungan terasa dangkal dan penuh pencitraan, komunitas motor menawarkan koneksi yang otentik. Saat berkendara bareng, semua orang dalam posisi setara. Tidak ada algoritma, tidak ada jumlah likes. Hanya ada jalan, angin, dan teman-teman yang siap mendengar.

Gen Z memang dikenal sebagai generasi yang sangat terhubung secara digital, namun paradoksnya mereka juga generasi yang paling kesepian. Di sinilah komunitas motor menjadi jembatan penting untuk membentuk interaksi manusia yang lebih hangat dan nyata. Kehadiran fisik saat berkumpul, tawa yang tidak lewat emoji, hingga pelukan spontan setelah perjalanan panjang—semua jadi hal berharga.

Inklusivitas Jadi Kunci

Salah satu daya tarik komunitas motor zaman sekarang adalah inklusivitasnya. Banyak komunitas yang terbuka untuk siapa pun, tanpa memandang jenis motor, gender, atau latar belakang ekonomi. Bahkan ada komunitas khusus untuk perempuan, nonbiner, hingga komunitas motor dengan agenda lingkungan dan kesehatan mental.

Komunitas semacam ini biasanya tidak terlalu mementingkan performa kendaraan, melainkan nilai-nilai kebersamaan. Hal inilah yang membuat Gen Z merasa diterima dan nyaman.

“Kita bukan komunitas balap atau gaya-gayaan. Kita lebih ke ‘teman jalan yang bisa ngobrol jujur’,” jelas Bayu, 25 tahun, yang ikut komunitas motor dengan misi mendukung kesehatan mental.

Baca Juga : Tren Kendaraan Unik Jadi Ekspresi Gaya Hidup Gen Z : Antara Mobil Mini, Vespa Klasik, dan Outfit Kekinian

Ruang Aman Tak Harus Digital

Fenomena ini menunjukkan bahwa safe space tidak harus diciptakan secara digital. Dengan nilai solidaritas, empati, dan kesetaraan, komunitas motor menjelma menjadi oase di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Gen Z, yang kerap dituding sebagai generasi layar, ternyata juga rindu pada koneksi nyata dan pelarian yang sehat.

Motor, yang awalnya hanya alat transportasi, kini menjelma menjadi simbol kebebasan, pelarian, bahkan terapi. Dengan jalanan terbuka sebagai ruang eksplorasi dan komunitas sebagai pelindung, healing bukan lagi sesuatu yang mahal atau eksklusif. Ia bisa terjadi di pinggir hutan, di bawah bintang-bintang, bersama teman yang mengerti tanpa banyak tanya.

Komunitas motor telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar wadah hobi. Ia kini menjadi tempat bagi Gen Z untuk menemukan ketenangan, membangun relasi yang sehat, dan menjadi diri sendiri tanpa tekanan. Dalam dunia yang kian cepat dan penuh tuntutan, tempat semacam ini menjadi sangat berharga—tempat di mana healing tak hanya sekadar kata, tapi pengalaman yang nyata.

Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

  1. […] Baca Juga : Komunitas Motor dan Healing, Cara Gen Z Menemukan ‘Safe Space’ di Dunia Nyata […]

  2. […] Baca Juga : Komunitas Motor dan Healing, Cara Gen Z Menemukan ‘Safe Space’ di Dunia Nyata […]

Leave a Comment

Related Post