Creativestation.id – Di tengah gencarnya ekspansi di bidang kecerdasan buatan (AI), Microsoft justru mengejutkan publik dengan keputusan memutus hubungan kerja lebih dari 6.000 karyawannya secara global.
Langkah ini menimbulkan berbagai spekulasi, terutama karena datang di saat raksasa teknologi ini sedang memperkuat posisinya sebagai pemimpin AI dunia.
PHK ini mencakup hampir 3% dari total tenaga kerja Microsoft, menyasar berbagai level mulai dari staf teknis, pengembang software, hingga posisi manajerial.
Proses ini terjadi secara bertahap dan berdampak di banyak negara, memicu gelombang emosional di kalangan karyawan yang tidak menyangka akan terdampak.
Baca juga : Wow! Dosen Indonesia Terpilih Jadi Peneliti Tamu di Universitas Top Dunia
PHK di Tengah Ambisi AI
Salah satu nama yang cukup menonjol dalam daftar PHK adalah Gabriela de Queiroz, Direktur AI untuk program Microsoft for Startups.
Lewat akun media sosial X, ia menyampaikan rasa kecewa atas keputusan perusahaan, sekaligus mengungkapkan apresiasinya terhadap rekan-rekan kerja yang telah memberikan kontribusi luar biasa selama ini.
“Menyakitkan melihat banyak orang hebat harus pergi. Tapi saya tetap profesional sampai akhir dan menghormati perjalanan ini,” tulis Gabriela dalam unggahannya.
Langkah Microsoft ini memunculkan dugaan bahwa perusahaan tengah melakukan penyesuaian internal seiring dengan transformasi besar-besaran menuju automasi dan AI.
Tidak sedikit yang menilai bahwa beberapa posisi manusia kini mulai digantikan oleh solusi otomatis berbasis teknologi.
Belum Ada Klarifikasi Resmi
Hingga saat ini, Microsoft belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyebab spesifik PHK ini. Namun, analis pasar menilai ini adalah bagian dari restrukturisasi agar perusahaan bisa lebih lincah menghadapi kompetisi di tengah cepatnya adopsi teknologi baru.
baca juga: Indonesia Masuk Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia? Ini Fakta Menariknya!
Langkah ini juga mencerminkan realita baru dalam dunia kerja teknologi, di mana efisiensi dan produktivitas lewat AI menjadi prioritas meskipun harus mengorbankan sejumlah besar tenaga kerja.
Leave a Comment