Creativestation.id – Dalam beberapa tahun terakhir, konten dengan tagar #POV (Point of View) semakin mendominasi media sosial seperti TikTok, Instagram Reels, hingga YouTube Shorts. Dengan format yang unik dan personal, konten #POV mampu menyedot perhatian jutaan penonton dalam waktu singkat. Tapi, apa sebenarnya rahasia di balik viralnya konten #POV? Jawabannya tak lepas dari faktor psikologis yang bekerja di balik layar.
Apa Itu Konten #POV?
Konten #POV adalah jenis video yang menempatkan penonton seolah-olah berada dalam suatu skenario tertentu. Kreator biasanya menggunakan narasi langsung atau sudut pandang orang pertama agar audiens merasa menjadi bagian dari cerita. Misalnya, “POV: Kamu adalah murid baru yang ditaksir ketua OSIS” atau “POV: Kamu terjebak di waktu yang salah.”
Format ini menggabungkan storytelling, akting, dan elemen emosional yang kuat, sehingga penonton bukan hanya melihat video, tapi juga ikut ‘merasakan’ situasinya.
Baca Juga : TikTok Ternyata Bikin Gen Z Lebih Konsumtif, Mitos atau Fakta?
Efek Emosional dan Koneksi Personal
Salah satu alasan utama konten #POV viral adalah kekuatannya dalam membangun koneksi emosional. Dalam dunia psikologi, ini disebut dengan empathy projection kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain.
Menurut psikolog media, Dr. Anindya Putri, format #POV secara tidak langsung mengaktifkan empati penonton. “Saat seseorang menonton video #POV, mereka secara psikologis terdorong untuk membayangkan situasi tersebut terjadi pada diri mereka. Ini menciptakan keterlibatan emosional yang jauh lebih kuat dibanding video biasa,” jelasnya.
Keterlibatan emosional inilah yang membuat penonton tidak hanya menyukai video tersebut, tapi juga terdorong untuk membagikannya ke orang lain.
Munculnya Rasa Ingin Dimengerti
Konten #POV seringkali menampilkan situasi yang relatable—perasaan ditolak, canggung di sekolah, jatuh cinta diam-diam, atau perasaan insecure. Penonton merasa bahwa konten tersebut “ngomongin mereka”, sehingga muncul rasa ingin dimengerti dan diterima.
Algoritma media sosial juga mendukung jenis konten seperti ini. Video yang mengandung respons emosional tinggi cenderung mendapatkan engagement lebih besar, dan akhirnya direkomendasikan ke lebih banyak pengguna.
Baca Juga : Healing Gak Harus Mahal: Tempat-Tempat Sunyi Favorit Gen Z
Format Singkat dan Mudah Dicerna
Selain aspek emosional, konten #POV biasanya berdurasi pendek antara 15 hingga 60 detik. Durasi singkat ini cocok dengan pola konsumsi media sosial yang cepat dan impulsif. Dalam waktu kurang dari satu menit, penonton sudah bisa memahami cerita dan merasakan efek emosionalnya.
Kreator konten juga kerap menyisipkan twist, alur tak terduga, atau ending dramatis yang membuat video lebih berkesan. Kombinasi storytelling yang kuat dan durasi pendek inilah yang membuat konten #POV mudah viral.
Memuaskan Rasa Penasaran dan Fantasi
Manusia memiliki kecenderungan untuk membayangkan skenario-skenario “bagaimana jika.” Konten #POV memberi ruang untuk berfantasi tanpa risiko nyata. Misalnya, “POV: Kamu adalah alien yang jatuh cinta pada manusia,” atau “POV: Kamu bertemu diri kamu sendiri di masa depan.”
Psikolog sosial menyebut ini sebagai escapism—pelarian dari realita melalui dunia imajinasi. Format #POV memberi pengalaman sinematik mini yang bisa dinikmati di sela-sela aktivitas harian.
Konten #POV dan Identitas Diri
Faktor lain yang membuat konten #POV begitu kuat adalah kemampuannya dalam memperkuat identitas diri penonton. Ketika seseorang merasa cocok dengan sebuah skenario, mereka cenderung mengaitkannya dengan pengalaman pribadi. Ini memperkuat konsep self-relevance hubungan antara pesan dengan nilai atau pengalaman pribadi.
Banyak penonton yang meninggalkan komentar seperti, “ini banget aku,” atau “ceritanya persis kayak hidupku.” Interaksi ini memperkuat engagement dan memperluas jangkauan konten secara organik.
Tips Membuat Konten #POV yang Menarik
Jika ingin membuat konten #POV yang berpotensi viral, berikut beberapa tips berdasarkan prinsip psikologis:
-
Pilih tema yang relatable
Gunakan skenario yang umum dialami banyak orang, seperti cinta pertama, kehilangan, atau ketidakpastian masa depan. -
Buat narasi personal dan langsung
Gunakan kata “kamu” atau sudut pandang orang pertama agar penonton merasa diajak bicara langsung. -
Bangun emosi sejak detik pertama
Mulai video dengan kalimat menarik atau visual dramatis agar penonton langsung tertarik. -
Sisipkan twist atau ending tak terduga
Elemen kejutan membuat penonton ingin menonton ulang atau membagikannya.
Viralnya konten #POV bukan kebetulan. Ia didukung oleh faktor psikologis yang kuat: empati, relevansi diri, pelarian emosional, dan keterlibatan personal. Dalam era digital yang serba cepat dan penuh distraksi, konten yang mampu menyentuh emosi penonton akan selalu memiliki peluang lebih besar untuk menjadi viral.
Jadi, bukan hanya soal kamera atau filter, tapi bagaimana cara menyampaikan cerita yang menyentuh dan terasa nyata. Di balik tagar #POV, tersembunyi kekuatan besar dari sisi paling manusiawi kita: keinginan untuk didengar, dipahami, dan terhubung.
Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment