Creativestation.id – Kecelakaan tragis pesawat Boeing 787-8 India pada 12 Juni 2025 memicu kekhawatiran global soal keselamatan penerbangan. Insiden yang menewaskan 279 orang ini menyisakan satu penumpang selamat dan menimbulkan tanda tanya besar tentang kondisi pesawat saat lepas landas dari Ahmedabad, India.
Kini, berbagai temuan dari penyelidikan awal memunculkan spekulasi baru yang memperkeruh citra pesawat unggulan Boeing ini. Pihak berwenang India tengah mendalami temuan penting dari insiden Boeing 787-8 India, yakni aktifnya sistem Ram Air Turbine (RAT) — komponen darurat yang hanya seharusnya menyala saat mesin utama gagal.
Menurut laporan Wall Street Journal yang dikutip oleh Reuters, aktifnya RAT mengindikasikan bahwa mesin pesawat kemungkinan besar mengalami masalah sejak pesawat meninggalkan landasan.
Baca juga: Pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner: Inovasi yang Tumbang dalam Tragedi
“RAT adalah sistem cadangan. Jika aktif saat take-off, artinya ada masalah serius dengan mesin utama,” tulis laporan tersebut. Pesawat itu membawa 242 orang menuju London, namun hanya beberapa detik setelah tinggal landas, pesawat mulai menukik dan akhirnya menghantam asrama di dekat BJ Medical College.
Kapten Sumeet Sabharwal, pilot pesawat, sempat memberikan sinyal bahaya melalui komunikasi darurat. “Daya dorong tidak tercapai…jatuh…Mayday! Mayday! Mayday!” kata Kapten Sumeet dalam rekaman terakhir yang kini tengah dianalisis lebih lanjut oleh penyelidik.
Catatan Kualitas Produksi Boeing 787-8 India Mulai Dipertanyakan
Di balik nama besarnya, kualitas produksi pesawat Boeing 787-8 India kembali dipertanyakan. Sejumlah laporan sejak 2019 menyebutkan bahwa pabrik Boeing di North Charleston, AS, sempat beberapa kali mendapatkan sorotan tajam. Maskapai KLM dari Belanda bahkan menyatakan bahwa beberapa komponen pesawat ditemukan longgar dan tidak dipasang dengan standar keamanan yang semestinya.
“Beberapa baut tidak dikencangkan dengan benar, dan ada kesalahan pemasangan yang sangat berisiko,” ungkap salah satu teknisi yang dikutip Financial Express. Kementerian Penerbangan Sipil India juga menelusuri kemungkinan gangguan pada komponen sayap (flaps) yang berfungsi menambah daya angkat saat lepas landas.
Selain itu, penyelidikan di Italia pada tahun lalu menemukan bahwa ada pemasok bahan baku yang menyuplai aluminium dan titanium berkualitas rendah untuk pesawat jenis ini. Hal ini menambah deretan panjang isu integritas struktural yang menghantui model 787-8 Dreamliner.
Insiden Kedua dalam Minggu yang Sama
Tak berhenti di kecelakaan fatal tersebut, pesawat Boeing 787-8 India lainnya yang dioperasikan oleh Air India mengalami insiden teknis saat terbang dari Hong Kong menuju New Delhi pada 16 Juni 2025. Meskipun berhasil mendarat kembali dengan selamat di Bandara Internasional Hong Kong, gangguan ini memperkuat kecurigaan bahwa ada isu mendalam yang belum tuntas di balik armada ini.
Baca juga: Garuda Indonesia Klarifikasi Isu “Grounded”, 15 Pesawat Tertunda Perawatan
Otoritas Keselamatan Penerbangan India sejauh ini belum menemukan bukti kuat adanya masalah sistemik, namun tetap melanjutkan inspeksi mendalam terhadap seluruh armada Boeing 787 milik Air India.
Tragedi Boeing 787-8 India bukan hanya mengguncang keluarga korban, tetapi juga menggoyahkan kepercayaan publik terhadap industri penerbangan modern. Meski hasil investigasi akhir masih menunggu, fakta-fakta yang muncul saat ini menunjukkan bahwa efisiensi dan teknologi canggih tak selalu menjamin keselamatan mutlak.
Untuk berita bisnis dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment