Creativestation.id – Pernah bayangin naik gunung bukan dengan jalan kaki, tapi pakai eskalator, cable car, atau bahkan monorail bentuk prosotan? Di China, itu bukan cuma mimpi. Negeri Tirai Bambu ini benar-benar serius soal aksesibilitas, bahkan sampai ke puncak gunung.
Di tempat-tempat wisata pegunungan seperti Tianmen Mountain dan Zhangjiajie, China membangun eskalator raksasa, cable car sepanjang 7 km, dan lift transparan di tebing batu.
Bukan cuma bikin wisata makin seru, teknologi ini juga memungkinkan orang tua, anak kecil, bahkan disabilitas bisa ikut menikmati keindahan alam. Di atas gunung? Jangan kaget kalau nemu penginapan, hotel, dan warung. Semua itu ada karena aksesnya gampang.

Baca juga: Papua dan Ironi Janji Politik: Saat Tanah Kaya Tak Menjamin Kesejahteraan
Transportasi dan Teknologi Jalan Bareng
Bukan cuma tempat wisata yang dibuat nyaman. Transportasi di China juga saling terhubung. Kereta cepat alias HSR (High-Speed Rail) bisa tembus dari satu kota ke kota lain dalam hitungan jam.
Misalnya rute Lijiang ke Shangri-La yang dulunya makan waktu 10 jam, sekarang bisa ditempuh cuma 4 jam lebih. Efeknya? Turis makin ramai, ekonomi lokal pun ikut tumbuh.
Belum lagi soal teknologi hijau. Di beberapa tempat, China mulai pakai energi ramah lingkungan untuk resort dan bandaranya. Contohnya, Bandara Daxing di Beijing menggunakan energi panas bumi untuk menghemat ribuan ton emisi karbon.

Di China Semua Bisa Jadi Peluang
Satu hal yang menarik: warga China itu pekerja keras. Di setiap sudut, ada yang jualan. Mulai dari toko kelontong kecil, sampai peternak sapi yang jual susu segar langsung ke turis. Semua memanfaatkan peluang dari kunjungan wisata yang tinggi, hasil dari infrastruktur yang bagus.
Terus, Indonesia Bisa Apa?
Kalau lihat Indonesia, kita punya alam yang nggak kalah indah. Gunung, pantai, lembah, semua ada. Tapi aksesnya?
Jujur, masih menjadi tantangan. Banyak tempat indah cuma bisa ditempuh lewat jalan rusak atau medan berat. Padahal, dengan teknologi yang tepat seperti eskalator outdoor, cable car, jalur monorail sederhana, daerah 3T bisa berkembang.
Yang bisa Indonesia lakukan:
- Buat pilot project eskalator di tempat wisata pegunungan (misalnya di Batu atau Toraja).
- Kembangkan cable car ramah lingkungan di dataran tinggi yang padat wisatawan.
- Koneksikan jalur HSR antarkota wisata (misal Yogyakarta – Solo – Semarang).
- Dorong warga lokal untuk ikut naik kelas lewat pelatihan UMKM digital dan wisata berbasis komunitas.
Tentu semua ini perlu dikawal. Jangan sampai pembangunan malah merusak alam. Belajar dari China juga, di mana beberapa proyek mereka dikritik karena terlalu masif dan kurang ramah lingkungan.
China membuktikan bahwa dengan teknologi, tantangan geografis bukan lagi halangan. Indonesia punya peluang besar untuk meniru, asal tepat guna dan pro-rakyat. Kita bisa mulai dari yang kecil, tapi konsisten dan inklusif. Karena pada akhirnya, wisata itu bukan cuma soal tempat, tapi bagaimana masyarakat lokal bisa tumbuh bersama.
Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – Sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Baca juga: Menanam 10 Ribu Pohon di Bogor vs Izin Tambang Nikel di Raja Ampat
Leave a Comment