creativestation.id – Kegiatan pertambangan seringkali diasosiasikan dengan kerusakan lingkungan, mulai dari penggundulan hutan, degradasi tanah, hingga pencemaran air dan udara.
Namun, paradigma ini perlahan berubah seiring dengan komitmen perusahaan-perusahaan tambang terhadap praktik pertambangan berkelanjutan.
Salah satu perusahaan yang konsisten mengedepankan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan adalah PT Vale Indonesia.
Beroperasi lebih dari 50 tahun di Indonesia, PT Vale tidak hanya fokus pada produksi nikel, tetapi juga mengedepankan tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan dari tahap pra-tambang hingga pasca-tambang.
Baca juga : Murabahah Bil Wakalah, Waspadai Potensi Riba Tersembunyi di Bank syariah
Dalam acara diskusi “Investasi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi” bersama IDN Times, CEO PT Vale, Febriany Eddy, menegaskan bahwa seluruh program PT Vale didesain sejak awal untuk mendukung tujuan net-zero emission.
Kejernihan Danau Matano, Bukti Komitmen PT Vale
Meski beroperasi di kawasan tambang, PT Vale mampu menjaga kualitas lingkungan sekitarnya. Salah satu buktinya adalah Danau Matano danau purba yang tetap jernih meskipun berada di area operasional tambang.
Danau ini menjadi sumber air utama bagi masyarakat, dan keberadaannya menjadi indikator nyata bahwa pertambangan dan kelestarian alam bisa berjalan beriringan.
Strategi Pratambang, Menjaga Biodiversitas Sejak Awal
Pada tahap pratambang, PT Vale melakukan eksplorasi sumber daya alam dengan pendekatan yang ramah lingkungan.
Perusahaan ini tidak sembarangan membuka lahan, melainkan melakukan pendataan keanekaragaman hayati terlebih dahulu. Tanaman dan hewan yang memiliki nilai konservasi tinggi dikonservasi melalui pusat pembibitan (nursery) dan arboretum.
Fasilitas nursery PT Vale memiliki luas 2,5 hektare dan menampung sekitar 13.000 jenis bibit tanaman lokal dan endemik.
Setiap tahun, sekitar 700.000 bibit diproduksi. Menariknya, PT Vale juga membagikan 25.000 bibit setiap tahun kepada sekolah dan lembaga masyarakat sebagai bagian dari program penghijauan.
PT Vale juga aktif menjaga populasi fauna lokal. Salah satunya adalah konservasi kupu-kupu bidadari (Cethosia myrina), spesies endemik Sulawesi.
Program konservasi ini melibatkan penangkaran hewan di kawasan nursery agar tetap lestari di habitatnya.
Tak hanya itu, PT Vale berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) untuk menyusun Panduan Konservasi Ekosistem dan Lingkungan Indonesia.
Panduan ini menjadi acuan pengelolaan biodiversitas pertama di sektor tambang Indonesia, dan menjadi percontohan bagi perusahaan lainnya.
Penambangan Progresif dan Ramah Lingkungan
Dalam proses penambangan, PT Vale menerapkan sistem open-cast mining secara progresif dan terintegrasi. Artinya, penambangan dilakukan secara bertahap di beberapa area.
Setelah satu area selesai ditambang, langsung dilakukan reklamasi dan revegetasi, sehingga lahan tidak dibiarkan terbuka terlalu lama dan risiko kerusakan lingkungan bisa diminimalkan.
Strategi ini membantu mengurangi erosi, sedimentasi, dan risiko pencemaran bahan kimia. Selain itu, proses revegetasi yang cepat juga membantu menyerap karbon kembali ke tanah dengan lebih efektif.
Untuk transportasi hasil tambang, PT Vale menggunakan teknologi Modular Screening Station (MSS) yang memperpendek jarak tempuh dump truck dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Hasilnya, inisiatif ini dapat menekan emisi karbon hingga 3.139 ton CO₂e.
Menariknya, PT Vale juga menjadi perusahaan tambang pertama di Indonesia yang menguji penggunaan dump truck listrik, yang bebas emisi dan lebih ramah lingkungan.
Teknologi Produksi Rendah Emisi
Dalam proses produksi nikel laterit, PT Vale sangat memperhatikan kontrol polusi. Mereka menggunakan baghouse system dan electrostatic precipitator untuk menyaring debu, sehingga emisi partikulat bisa ditekan hingga <0,22 mg/Nm³ jauh di bawah batas standar pemerintah.
Untuk mengurangi emisi gas sulfur dioksida (SO₂), PT Vale menggunakan teknologi electric boiler, menggantikan boiler berbahan bakar diesel.
Inisiatif ini berhasil mengurangi konsumsi high-sulfur fuel oil (HSFO) sebanyak 59.199 barel dan menurunkan emisi karbon sebesar 28.331 ton CO₂e.
Secara keseluruhan, teknologi ini juga membantu menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 19.490 ton CO₂e. Angka yang tidak hanya penting secara statistik, tetapi juga berkontribusi nyata pada mitigasi perubahan iklim.
94% Energi dari PLTA, Komitmen pada Energi Terbarukan
Salah satu pilar utama keberlanjutan PT Vale adalah penggunaan energi bersih. Sekitar 94% kebutuhan energi PT Vale dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Pemanfaatan energi air ini tidak hanya menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menjadi contoh konkret penerapan energi terbarukan di sektor tambang.
Baca juga : Harga Minyak Dunia Menguat Tipis di Tengah Ketidakpastian Negosiasi AS-China
Pertambangan Bisa Sejalan dengan Kelestarian
Melalui serangkaian inisiatif dan inovasi teknologi, PT Vale Indonesia telah membuktikan bahwa pertambangan berkelanjutan bukanlah sekadar wacana, melainkan komitmen yang bisa diwujudkan. Dari konservasi keanekaragaman hayati hingga pengurangan emisi dan penggunaan energi terbarukan, PT Vale menghadirkan model bisnis tambang yang bertanggung jawab dan layak dijadikan contoh oleh industri sejenis di Indonesia.
Pertambangan yang ramah lingkungan adalah masa depan. Dan PT Vale Indonesia sudah membuktikannya hari ini.
Ikuti terus perkembangan gaya hidup generasi lainnya hanya di Creativestation.id – Wadah Inspirasi, Inovasi, dan Ekonomi Masa Depan.
Leave a Comment