creativestation.id – Popularitas TikTok sebagai platform media sosial terus meningkat, terutama di kalangan Generasi Z. Dengan konten yang cepat, menarik, dan sangat terpersonalisasi, TikTok telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak anak muda.
Namun, di balik hiburan yang disuguhkan, muncul pertanyaan penting: apakah TikTok membuat Gen Z menjadi lebih konsumtif? Mitos atau fakta?
baca juga: Vespa, Skateboard, dan Street Culture, Bagaimana Gen Z Merayakan Kebebasan dengan Gaya Hidup Keren
Algoritma Canggih dan Gaya Hidup Digital
TikTok, yang awalnya dikenal sebagai platform hiburan dan kreatif, kini juga bertransformasi menjadi medium pemasaran yang sangat efektif. Melalui fitur seperti TikTok Shop, para pengguna bisa langsung membeli produk dari video yang mereka tonton.
Influencer dan kreator konten memainkan peran besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian para penonton, terutama kaum muda yang lebih rentan terhadap pengaruh digital.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center pada 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 60% pengguna Gen Z di Indonesia mengaku pernah membeli barang setelah melihatnya di TikTok.
Yang lebih mengejutkan, sekitar 35% di antaranya melakukan pembelian impulsif, atau membeli barang tanpa rencana sebelumnya.
Menurut Psikolog Sosial dari Universitas Indonesia, Dr. Lestari Wulandari, fenomena ini berkaitan erat dengan psikologi Gen Z yang sangat responsif terhadap tren dan endorsement selebriti digital.
“Algoritma TikTok sangat canggih dalam menyajikan konten yang sesuai dengan minat pengguna. Ketika mereka terus-menerus melihat produk yang ‘viral’, rasa penasaran dan FOMO (fear of missing out) membuat mereka terdorong untuk membeli, bahkan ketika tidak benar-benar butuh,” ujarnya.
Namun, tidak semua pihak melihat hal ini sebagai masalah. Beberapa pelaku usaha UMKM justru merasakan manfaat besar dari peningkatan konsumsi Gen Z yang terjadi melalui TikTok.
“Kami bisa menjangkau pasar yang sebelumnya sulit kami akses. Penjualan meningkat drastis sejak aktif promosi lewat TikTok,” ujar Anisa Rahma, pemilik bisnis aksesoris handmade di Yogyakarta.
Di sisi lain, para pakar keuangan mengingatkan pentingnya literasi finansial, khususnya bagi Gen Z yang kerap kali terjebak gaya hidup konsumtif.
“Banyak dari mereka yang belum memiliki penghasilan tetap tapi sudah terbiasa belanja online secara impulsif. Jika tidak dikontrol, bisa memicu masalah keuangan di masa depan,” jelas Financial Planner, Eko Prasetyo.
baca juga: Gen Z Gak Malu Terapi: Kenapa Ini Jadi New Normal
Peluang atau Tantangan?
Jadi, apakah TikTok membuat Gen Z lebih konsumtif? Berdasarkan data dan pendapat para ahli, hal ini bukanlah mitos. TikTok memang mempengaruhi pola konsumsi, namun efeknya tergantung pada bagaimana pengguna menyikapi konten dan fitur yang tersedia.
Kesimpulannya, TikTok memang menjadi salah satu faktor yang mendorong perilaku konsumtif di kalangan Gen Z.
Namun, dengan edukasi yang tepat serta peningkatan literasi digital dan keuangan, platform ini tetap dapat dimanfaatkan secara positif tanpa harus terjebak dalam budaya konsumtif yang berlebihan.
Untuk informasi dan perkembangan Generasi Z lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment