Creativestation.id – Dunia kembali menoleh ke Indonesia, kali ini lewat pencapaian luar biasa Sherly Phangestu, lulusan jurusan Computer Science dari Universitas Bina Nusantara.
Ia menjadi salah satu dari dua pelajar Indonesia yang terpilih sebagai Distinguished Winners dalam ajang Swift Student Challenge 2025, kompetisi coding tahunan bergengsi yang digelar oleh Apple.
Dalam rangkaian acara WWDC (Worldwide Developers Conference) 2025 yang digelar pada 9 Juni 2025 di Apple Park, Silicon Valley, Sherly berdiri sejajar dengan para inovator muda dari seluruh dunia.
Dari total 350 aplikasi yang masuk, hanya 50 pelajar terpilih sebagai Distinguished Winners. Lebih spesial lagi, hanya 11 dari mereka yang diberi kehormatan untuk mempresentasikan karyanya langsung di hadapan CEO Apple, Tim Cook, dan Sherly adalah satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam sesi eksklusif ini.

Baca juga: Leonardo Edwin, YouTuber Indonesia yang Tembus Apple Park WWDC 2025
Plant Heroes: Edukasi Anak, Inovasi Bangsa
Aplikasi yang dikembangkan Sherly bernama “Plant Heroes“, sebuah platform edukatif berbasis game yang dirancang untuk mengenalkan proses pertumbuhan tanaman kepada anak-anak secara menyenangkan.
Dengan pendekatan interaktif dan visual menarik, aplikasi ini memadukan sains, edukasi, dan pengalaman pengguna (UX) yang kuat, mencerminkan kepekaan Sherly terhadap isu lingkungan dan pendidikan sejak dini.
Prestasi ini bukan hasil instan. Sherly dikenal sebagai sosok yang konsisten menekuni dunia teknologi sejak masa kuliah. Ia lulus dari Binus dengan GPA 3,84/4, pernah menjadi finalis ICPC Indonesia National Contest Asia Jakarta 2021, serta meraih 3rd Place dalam Web Design Competition Techno Art 2019.

Ketimpangan Akses, Tantangan Nyata
Di balik kebanggaan ini, muncul satu ironi: semangat Sherly tidak bisa dimiliki oleh seluruh anak bangsa, bukan karena mereka tidak mampu, tapi karena akses pendidikan yang masih timpang.
Dalam beberapa waktu terakhir, publik dikejutkan dengan dugaan korupsi bernilai miliaran rupiah di kementerian pendidikan. Sebuah tamparan menyakitkan ketika banyak anak muda di pelosok negeri harus berhenti sekolah karena biaya, keterbatasan infrastruktur, atau minimnya fasilitas pendidikan.
Semangat dan dedikasi Sherly harus menjadi pengingat keras bahwa potensi anak bangsa tidak pernah habis, tetapi perlu diberi ruang, dukungan, dan kesempatan yang adil. Jika satu Sherly bisa membanggakan Indonesia di panggung dunia, bayangkan jika jutaan lainnya diberi peluang yang sama.
Pendidikan adalah Hak, Bukan Hak Istimewa
Kisah Sherly menjadi bukti bahwa pendidikan dan ketekunan adalah kombinasi kuat untuk membangun negeri.
Namun, tugas menciptakan sistem pendidikan yang setara tidak bisa hanya dibebankan pada generasi muda. Pemerintah harus hadir lebih konkret, serius menyelesaikan akar masalah, dan memastikan setiap anak bangsa punya akses terhadap pendidikan yang layak dan bermartabat.
Temukan kisah inspiratif generasi muda Indonesia yang mendunia, hanya di Creativestation.id – Sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Baca juga: Papua dan Ironi Janji Politik: Saat Tanah Kaya Tak Menjamin Kesejahteraan
Leave a Comment