Creativestation.id – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran cepat saji KFC di Indonesia, mendapatkan suntikan dana segar sebesar Rp80 miliar. Dana tersebut berasal dari PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Salim.
Suntikan modal ini dilakukan melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Dalam aksi korporasi ini, FAST menerbitkan 533.333.334 lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp150 per saham. Harga ini terbilang lebih rendah dibandingkan harga pasar saham FAST yang mencapai Rp173 per saham pada Rabu (14/5/2025).
Baca juga: Rahasia Sukses Bisnis: Hindari 4 Kesalahan Fatal Ini!
Manajemen FAST menjelaskan, penetapan harga tersebut mempertimbangkan fluktuasi harga saham selama tiga bulan terakhir dan memberikan diskon kepada investor yang berpartisipasi dalam PMTHMETD. Mereka mencatat adanya tren penurunan harga saham yang cukup signifikan, bahkan mencapai 20 persen dalam beberapa pekan.
Dana segar Rp80 miliar ini rencananya akan digunakan untuk membayar kewajiban utang dan membiayai operasional perusahaan. Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat posisi keuangan FAST di tengah tantangan pasar yang dinamis.
Keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (15/5/2025) mengungkap detail transaksi ini. Kerja sama antara Grup Salim dan FAST ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis KFC Indonesia ke depannya.
Ikuti terus pembahasan seputar ekonomi kreatif, inovasi wirausaha, dan strategi bisnis masa depan hanya di Creativestation.id — Wadah Inspirasi, Inovasi, dan Ekonomi Masa Depan.
Baca juga: Tarif Impor AS-China Turun! Dunia Lega?
Leave a Comment