Kuliner Pedas Jadi Tren, Gen Z Dominasi Pecinta Makanan Ekstrem

muhammad naafi

August 27, 2025

4
Min Read
Kuliner Pedas Jadi Tren, Gen Z Dominasi Pecinta Makanan Ekstrem
Kuliner Pedas Jadi Tren, Gen Z Dominasi Pecinta Makanan Ekstrem

Creativestation.id – Tren kuliner pedas kembali mencuri perhatian publik, terutama di kalangan anak muda. Generasi Z atau Gen Z disebut sebagai kelompok paling dominan dalam menikmati berbagai makanan ekstrem dengan level kepedasan tinggi. Mulai dari mi instan pedas, seblak, ayam geprek, hingga sambal dengan skala puluhan cabai, kini menjadi menu favorit yang tak pernah sepi peminat.

Fenomena ini bukan sekadar soal makanan, tetapi juga sudah menjelma menjadi gaya hidup dan ajang eksistensi di media sosial.

Kuliner Pedas Naik Daun di 2025

Dalam dua tahun terakhir, kuliner pedas terus menunjukkan pertumbuhan. Di berbagai kota, warung maupun kafe kekinian semakin banyak menawarkan menu dengan label “super pedas”, bahkan memberi pilihan level cabai dari angka 1 hingga 100.

Tak hanya makanan berat, jajanan ringan seperti keripik, basreng, dan makaroni pun hadir dengan varian pedas ekstrem. Menariknya, sebagian besar konsumen berasal dari kelompok usia 15–25 tahun yang merupakan mayoritas Gen Z.

Menurut pengamat kuliner, daya tarik makanan pedas bagi Gen Z tidak hanya dari rasa, tetapi juga dari sensasi tantangan yang bisa dipamerkan di media sosial. “Ada unsur hiburan di balik makanan pedas. Bukan cuma soal rasa, tapi ada kepuasan tersendiri ketika bisa menaklukkan level pedas tertentu,” ujar seorang food vlogger Malang, Dimas (23).

Tantangan Pedas di Media Sosial

Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi motor penggerak tren ini. Tantangan makan pedas atau “spicy food challenge” sering viral dan ditonton jutaan kali. Konten semacam ini memicu banyak Gen Z untuk mencoba langsung, bahkan merekam pengalaman mereka sendiri.

Dari sini, pedas bukan lagi sekadar rasa, melainkan bagian dari konten kreatif. Setiap ekspresi kepedasan, mulai dari mata berair hingga wajah memerah, justru menjadi daya tarik penonton.

Banyak pelaku usaha kuliner memanfaatkan tren ini dengan meluncurkan menu khusus “level setan” atau “pedas maut” untuk menarik konsumen muda.

Bisnis Kuliner Ikut Kebanjiran Rezeki

Tren kuliner pedas yang digandrungi Gen Z terbukti memberi dampak positif bagi sektor kuliner. Banyak UMKM, khususnya pedagang kaki lima, berhasil meningkatkan omzet hingga 30–40 persen berkat menu pedas.

Salah satunya adalah warung ayam geprek di Kota Malang yang kini bisa menjual lebih dari 200 porsi per hari. “Anak muda biasanya pesan level 5 ke atas.

Katanya kalau nggak pedas, nggak seru,” kata pemilik warung, Rina (32).

Selain itu, kafe modern pun mulai meluncurkan inovasi menu pedas, seperti pizza pedas, ramen super hot, hingga minuman unik berbahan cabai. Kreativitas ini menjadi daya tarik tersendiri, apalagi Gen Z dikenal suka mencoba hal-hal baru.

Baca Juga: Gen Z Jadi Mentor: Sharing Skill & Kelas Online

Faktor Sosial dan Psikologis

Psikolog kuliner menyebut bahwa ketertarikan Gen Z pada makanan pedas juga dipengaruhi faktor sosial. Makan pedas sering dilakukan berkelompok, sehingga ada nuansa kebersamaan dan keseruan.

“Ketika makan pedas bareng, ada rasa kompetisi kecil-kecilan, siapa yang bisa tahan paling lama. Itu memunculkan bonding sosial,” jelas Dr. Farah, psikolog di Universitas Negeri Malang.

Selain itu, capsaicin pada cabai juga memicu pelepasan endorfin yang membuat orang merasa bahagia setelah melewati sensasi pedas. Hal ini membuat kuliner pedas semakin adiktif dan digemari anak muda.

Risiko Kesehatan Tetap Perlu Diwaspadai

Meski tren kuliner pedas membawa dampak positif pada bisnis, pakar kesehatan tetap mengingatkan agar konsumsi makanan pedas dilakukan dengan bijak.

Konsumsi cabai berlebihan bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti maag, iritasi lambung, atau diare. “Boleh saja menikmati makanan pedas, tapi harus tahu batasan.

Apalagi bagi yang punya riwayat asam lambung,” tegas dr. Nanda, spesialis gizi di RSSA Malang.

Ia menambahkan, sebaiknya makanan pedas dikombinasikan dengan asupan lain yang bergizi, serta jangan dikonsumsi terlalu sering.

Gen Z dan Identitas Kuliner Baru

Fenomena ini pada akhirnya menunjukkan bagaimana Gen Z membentuk identitas baru dalam dunia kuliner. Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai trendsetter yang mendorong inovasi.

Jika generasi sebelumnya lebih cenderung pada makanan manis atau gurih, Gen Z justru mengangkat pedas sebagai simbol keberanian, tantangan, dan ekspresi diri.

Bahkan, beberapa pelaku usaha kuliner mengaku bahwa permintaan akan level pedas ekstrim meningkat justru karena “tantangan sosial” dari para pembeli muda.

Baca Juga: Gen Z Semakin Peduli Kesehatan dan Kestabilan Mental

Kuliner pedas kini tidak lagi dianggap sekadar makanan tambahan, melainkan bagian dari budaya populer yang erat kaitannya dengan gaya hidup Gen Z. Dengan dukungan media sosial, tren ini diprediksi akan terus berlanjut, bahkan melahirkan lebih banyak inovasi kuliner ekstrem di masa depan.

Namun, di balik keseruan menikmati makanan pedas, penting bagi generasi muda untuk tetap menjaga kesehatan. Sebab, tren hanya akan bermakna positif jika diikuti dengan bijak.

  1. […] Baca Juga: Kuliner Pedas Jadi Tren, Gen Z Dominasi Pecinta Makanan Ekstrem […]

Leave a Comment

Related Post