Konten Kreator Australia Tanggapi Budaya Enggan Terima Tip di Indonesia

Dicky Wicaksono

September 30, 2025

3
Min Read
Konten Kreator Australia Tanggapi Budaya Enggan Terima Tip di Indonesia (Instagram/@hoointheworld)
Konten Kreator Australia Tanggapi Budaya Enggan Terima Tip di Indonesia (Instagram/@hoointheworld)

On This Post

Creativestation.id – Seorang konten kreator Australia yang kini tinggal di Indonesia, Damian Hoo, membagikan pengalamannya soal budaya enggan menerima tip di Tanah Air.

Dilansir dari unggahan akun Instagram pribadinya @hoointheworld pada Jumat (26/9/2025), ia menceritakan pengalaman unik saat mencoba memberi tip di sebuah rumah makan Padang.

Dalam unggahannya, Damian baru saja menyantap cukup banyak menu masakan Padang di rumah makan Bro Komar dengan total biaya Rp40.000.

Namun, alih-alih membayar sesuai harga, ia memilih membayar Rp50.000 melalui QRIS sebagai bentuk apresiasi atas pelayanan yang menurutnya sangat baik.

Damian mengaku hanya ingin melihat ekspresi senang kasir rumah makan tersebut setelah diberi tip Rp10.000. Namun, ia justru terkejut dengan sikap kasirnya.

Kasir itu menolak tip yang diberikannya. Bahkan, kasir tetap memberikan uang kembalian tunai Rp10.000 meski transaksi sudah dilakukan via QRIS.

Merasa heran, Damian sempat menanyakan langsung kepada kasir apakah benar tidak ingin menerima tip. Jawaban kasir pun membuatnya bingung.

“Entah kenapa dia bilang itu seperti bisnis keluarga dan dia tidak mau menerima tip. Dan aku tidak mengerti. Tapi aku hanya mencoba untuk memberinya tip untuk menjalankan usaha kecil yang bagus di sini,” ucap Damian dalam videonya.

Karena penasaran, Damian kemudian meminta penjelasan dari netizen mengenai alasan mengapa banyak orang di Indonesia cenderung enggan menerima tip, khususnya dari dirinya sebagai orang asing.

Baca Juga: Pengantin Lakukan Tepuk Sakinah Usai Ijab Kabul Bikin Tamu Undangan Terbahak

“Setiap kali saya di Indonesia … hal ini terjadi. Ada yang mengalaminya juga, atau cuma saya?” Tulisnya dalam caption.

Unggahannya sontak menarik perhatian warganet. Banyak dari mereka yang menjelaskan bahwa budaya di Indonesia lebih menekankan pada pelayanan tulus, sementara tip kerap dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu atau bahkan menyinggung.

Meski begitu, ada pula yang berpendapat bahwa sebagian masyarakat Indonesia sebenarnya menerima tip, namun dalam kasus tertentu, seperti usaha keluarga kecil, mereka lebih memilih menjaga prinsip usaha tanpa menerima tambahan dari pelanggan.

“Ini adalah rasa saling menghormati. Pemiliknya menyukai kehadiranmu dan senang kau menyukai makanannya. Bayar tidak lebih, bayar tidak kurang. Keduanya meninggalkan tersenyum. Plus restoran Muslim menjadi aneh dengan tip jika Anda menikmati makanannya. Itulah perasaan yang saya dapatkan,” ujar akun @koby***.

“Padang umumnya mayoritas Islam yang tegas tentang hukum agama dan kepercayaan, dan dalam Islam jika menjual barang dapat menerima pembayaran lebih dari harganya. Saya pikir itu sebabnya mereka menolak tip, jika Anda suka makanan mereka, maka datang saja lagi itu membuat mereka lebih bahagia daripada tip,” ujar akun @han***.

“Mereka tidak membutuhkan tipmu. Mereka akan lebih berterima kasih kepadamu kalau kamu menikmati masakan mereka dan merekomendasikan usaha mereka kepada orang-orang terdekatmu. Itu akan jauh membuat mereka lebih bahagia,” ujar akun @hendra***.

Fenomena ini pun memunculkan diskusi menarik di kolom komentar. Banyak netizen yang mengapresiasi sikap kasir yang tetap konsisten menjaga prinsip, namun juga memahami maksud baik Damian dalam memberi tip.

Unggahan Damian Hoo ini menjadi salah satu contoh bagaimana perbedaan budaya dalam hal kecil seperti memberi tip bisa memunculkan cerita menarik dan membuka ruang diskusi lintas budaya.

Baca Juga: Bapak Penjual Mainan Tolak Diberi Uang Cuma-Cuma oleh Tiga Perempuan

Leave a Comment

Related Post