Creativestation.id – Kabar baik datang bagi para pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta dan tenaga pendidik honorer. Pemerintah tengah memfinalisasi skema Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang dijadwalkan mulai dicairkan pada 5 Juni 2025. Besaran bantuan yang diusulkan mencapai Rp1 juta, lebih tinggi dibandingkan bantuan sebelumnya yang hanya berkisar di bawah Rp600 ribu.
Langkah ini merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi nasional yang difokuskan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2025. Pemerintah berharap BSU ini mampu menjadi penopang konsumsi rumah tangga yang berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pekerja Bergaji Rendah dan Guru Honorer Jadi Prioritas
Penerima utama BSU adalah pekerja formal dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan, serta guru honorer yang selama ini masuk kategori rentan secara ekonomi. Dengan menyasar kelompok ini, pemerintah ingin memastikan pemerataan manfaat stimulus ke sektor-sektor informal dan pendidikan non-PNS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa peluncuran BSU ini merupakan bagian dari strategi pemulihan ekonomi pascapandemi dan sebagai bentuk perhatian terhadap kelompok pekerja yang paling terdampak oleh gejolak ekonomi global.
Baca Juga : Taiwan Tawarkan Konsep Agrowisata Inovatif untuk Indonesia Lewat TETO
CELIOS: BSU Kurang dari Rp600 Ribu Tidak Efektif
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memberikan pandangan kritis mengenai efektivitas nominal bantuan. Ia menilai bahwa bantuan di bawah Rp600 ribu tidak cukup kuat untuk mendorong konsumsi, terutama dalam kondisi harga kebutuhan pokok yang terus meningkat.
Menurut Bhima, besaran Rp1 juta lebih realistis dan strategis karena mampu memberikan ruang lebih bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian, serta dapat menggerakkan sektor ritel dan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi domestik.
Dampak Ekonomi Diharapkan Signifikan
Pemerintah menargetkan BSU ini akan mempercepat laju perputaran uang di masyarakat, sehingga menciptakan multiplier effect terhadap berbagai sektor ekonomi, mulai dari ritel, logistik, jasa, hingga manufaktur ringan. Peningkatan konsumsi masyarakat juga diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap angka pengangguran dan kemiskinan.
Selain sebagai stimulus jangka pendek, BSU ini juga diharapkan menjadi batu loncatan menuju reformasi sistem perlindungan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Baca Juga : Perempuan Hebat Indonesia yang Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Dunia
BSU sebagai Solusi Sementara yang Berdampak Luas
Dengan realisasi BSU yang tepat sasaran dan dalam nominal yang sesuai kebutuhan, pemerintah optimistis bisa menjaga stabilitas ekonomi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lapisan bawah. Jika berjalan sesuai rencana, BSU Juni 2025 akan menjadi salah satu program pemulihan ekonomi yang paling berpengaruh di tahun ini.
Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment