creativestation.id – Di tengah krisis iklim global, generasi muda kini memegang peran penting dalam membentuk gaya hidup baru yang lebih berkelanjutan. Eco-friendly lifestyle yang dijalani anak muda hari ini bukan lagi sekadar tren Instagram atau TikTok. Ia telah berkembang menjadi bentuk kesadaran kolektif terhadap lingkungan dan masa depan planet ini.
Menurut survei Pew Research Center (2023), lebih dari 70% anak muda Gen Z di seluruh dunia merasa perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kehidupan mereka, dan lebih dari setengahnya sudah mengubah gaya hidup untuk menyesuaikan diri dengan prinsip ramah lingkungan.
Konsumsi Berkelanjutan: Lebih Sedikit, Lebih Baik
Generasi muda kini semakin selektif dalam membeli barang. Mereka lebih memilih produk lokal, ramah lingkungan, dan yang punya nilai etis.
Contoh konkret:
-
Booming-nya produk thrift, eco-brand fashion, dan minimalist living di kalangan Gen Z.
-
Menolak fast fashion dan memilih bahan organik, daur ulang, atau yang diproduksi secara etis.
Menurut GlobalWebIndex (2024), 48% Gen Z secara aktif menghindari merek yang tidak ramah lingkungan.
Transportasi Ramah Lingkungan: Dari Sepeda ke Transportasi Publik
Gaya hidup ramah lingkungan juga tampak dalam pilihan transportasi. Banyak anak muda memilih untuk:
-
Bersepeda ke kampus/kerja
-
Menggunakan transportasi publik
-
Ikut car sharing atau ojek listrik
Contoh tren di Indonesia:
-
Komunitas Bike to Work yang kembali populer
-
Pertumbuhan pengguna Gojek Electric Vehicle (EV) di kota besar
Menurut laporan IEA (2023), penggunaan sepeda meningkat hingga 15% di kota-kota besar setelah pandemi.
Makanan Nabati dan Minim Limbah: Eco-Friendly dari Dapur
Banyak anak muda yang mulai mengurangi konsumsi daging atau berpindah ke pola makan nabati (plant-based). Selain alasan kesehatan, motivasi utamanya adalah pengurangan jejak karbon dan limbah.
Aksi nyata:
-
Meal prep di rumah untuk menghindari sampah plastik take away
-
Membawa botol minum dan kotak makan sendiri
-
Bergabung dalam komunitas urban farming atau composting
Menurut The Good Food Institute (2024), permintaan produk nabati di Indonesia naik hingga 24% dalam 2 tahun terakhir di kalangan usia 18-30 tahun.
Digital Activism dan Konten Edukasi Lingkungan
Anak muda tidak hanya mengubah gaya hidup, tapi juga menyebarkan pengaruh lewat media sosial. Mereka aktif:
-
Membuat konten edukatif tentang gaya hidup hijau
-
Mengkampanyekan #PlasticFree, #ClimateAction, #ZeroWaste
-
Mengikuti komunitas seperti @ZeroWasteID atau @DietKantongPlastik
Hashtag #EcoFriendlyLifestyle telah mencapai lebih dari 400 juta views di TikTok per 2025.
Energi Terbarukan dan Smart Home: Investasi Hijau dari Usia Muda
Beberapa anak muda mulai mengadopsi teknologi hijau:
-
Menggunakan panel surya untuk rumah
-
Memilih gadget hemat energi
-
Mengatur rumah agar efisien listrik dan air
Contoh aksi:
-
Mengganti lampu dengan LED
-
Mengatur timer pada AC
-
Gunakan aplikasi pengukur konsumsi energi
Menurut Deloitte Sustainability Report (2024), 1 dari 3 milenial dan Gen Z bersedia mengeluarkan uang lebih untuk teknologi ramah lingkungan.
Baca juga : Cara Gen Z Beradaptasi Cerdas Hidup Bersama Teknologi AI!
Gaya Hidup Hijau Bukan Lagi Pilihan, Tapi Tanggung Jawab Generasi
Eco-friendly lifestyle yang dijalani anak muda hari ini telah membuktikan bahwa kesadaran bisa datang dari mana saja—dapur, lemari pakaian, transportasi, hingga layar ponsel. Dalam dunia yang makin panas dan penuh polusi, anak muda justru menjadi penyejuknya lewat gaya hidup yang sadar, berkelanjutan, dan menginspirasi.
Tak harus sempurna, tapi dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, perubahan besar bisa terjadi. Pertanyaannya bukan lagi “apakah kamu peduli?”, tapi “sudah sejauh mana kamu terlibat?”
Untuk informasi dan perkembangan Gen Z lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment