creativestation.id – Pasar kripto kembali menunjukkan volatilitas yang tinggi. Harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan dari level tertinggi USD 111.900 menjadi USD 105.000 pada akhir Mei 2025. Penurunan tajam ini memicu kekhawatiran di kalangan investor, terutama mereka yang baru terjun ke dunia aset digital. Meski demikian, para analis dan pelaku pasar mengimbau investor untuk tidak panik dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi fluktuasi ini.
Salah satu penyebab utama koreksi harga Bitcoin adalah meningkatnya tekanan jual, terutama dari para investor yang memilih untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah harga menyentuh titik tertinggi historis. Selain itu, ketidakpastian makroekonomi global turut menambah sentimen negatif di pasar. Faktor-faktor seperti inflasi yang masih tinggi di Amerika Serikat dan spekulasi seputar kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) menjadi pemicu utama gelombang penjualan aset berisiko, termasuk kripto.
Baca juga: Libur Panjang Juni 2025: Catat Tanggalnya!
Antony Kusuma, Vice President Indodax, menjelaskan bahwa fluktuasi harga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pasar kripto. “Ketika harga menyentuh titik tertinggi historis, wajar bila terjadi aksi ambil untung. Namun penting untuk dipahami bahwa koreksi jangka pendek tidak selalu mencerminkan pelemahan fundamental Bitcoin,” ujarnya.
Menurut Antony, pergerakan harga yang tajam, baik naik maupun turun, merupakan ciri khas dari pasar aset digital yang sangat sensitif terhadap sentimen global. Ia menekankan bahwa momen seperti ini justru bisa menjadi peluang strategis bagi investor yang memiliki perspektif jangka panjang dan disiplin dalam menjalankan strategi investasinya.
“Investor disarankan untuk tidak terburu-buru melakukan aksi jual panik. Sebaliknya, lakukan riset mendalam, pahami kondisi pasar secara menyeluruh, dan susun strategi jangka panjang yang sesuai dengan profil risiko masing-masing,” tambahnya.
Dengan kata lain, meskipun pasar tengah bergejolak, pendekatan yang tenang, rasional, dan berbasis data tetap menjadi kunci dalam mengelola portofolio investasi di tengah dinamika kripto yang fluktuatif.
Leave a Comment