BI Turunkan Suku Bunga, Ini Peluang Cuan dari Obligasi Jangka Pendek!

Acsyara Aulia

June 17, 2025

2
Min Read
Laras mengambil contoh obligasi jatuh tempo singkat dengan tingkat bunga rendah sebagai pilihan investasi yang menjanjikan

On This Post

Creativestation.id – Laras Febriany dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia yang berperan sebagai manajer portofolio menyampaikan tentang kesempatan investasi obligasi ketika terlibat dalam perang dagang yang belum usai.

Laras mengambil contoh obligasi jatuh tempo singkat dengan tingkat bunga rendah sebagai pilihan investasi yang menjanjikan, terutama setelah Bank Indonesia (BI) meredam tarif bunganya dan ketika ada dugaan pengurangan Fed Funds Rate di Amerika Serikat. Sebab, sesudah itu BI menyederhanakan tingkat suku bunga patokan hingga 5,50%, yield dari surat utang pemerintah juga turun. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa investasi dalam jangka waktu tersebut berpotensi untuk mencatatkan keuntungan. capital gain.

“Obligasi tersebut bisa memberikan perlindungan saat ada banyak ketidakpastian dan fluktuasi singkat yang diprediksi masih berlanjut,” kata Laras dalam pernyataan tertulis, seperti dilaporkan pada Senin, 16 Juni 2025.

Satu elemen lain yang mendukung pasar obligasi dalam negeri adalah pelemahan dolar Amerika Serikat, hal ini memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk tetap menjaga stabilisasi rupiah. Berdasarkan pernyataan Laras, beban atas rupiah juga mereda usai masa musim pembagian deviden serta permintaan dolar AS berkaitan dengan haji telah lewat. Ia menganjurkan bahwa kurs rupiah kemungkinan akan bertengger antara angka Rp 16.200-Rp 16.900 hingga penghujungan tahun.

Di samping itu, Bank Indonesia menunjukkan ada potensi untuk penurunan tingkat suku bunga seiring dengan inflasi yang stabil serta kebutuhan mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurut prediksi Manulife Aset Manajemen Indonesia, BI Rate berpotensi jatuh hingga mencapai angka 5,25% menjelang akhir tahun ini.

Namun begitu, Laras mengatakan terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Salah satu diantaranya adalah keberlangsungan volatilitas pada yield obligasi Treasury AS disebabkan oleh penurunan peringkat kredit Amerika Serikat serta konflik tariff yang tetap berkelanjutan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Baca juga : Wall Street Runtuh! Yield Obligasi Bikin Panik?

Selanjutnya, dalam konteks domestic, ancamannya timbul jika bantuan yang diberikan oleh pemerintah kurang tepat sasarannya. Akibatnya, kemampuan konsumsi penduduk masih belum kembali total dan hal ini dapat memengaruhi perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Laras menyebutkan beberapa faktor pendukung positif untuk pasar. Yang pertama adalah keberlanjutan dari obligasi berdenominasi rupiah, disertai dengan niat untuk memperluas penerbitan surat utang luar negeri. “Ini mencakup baik dollar AS ataupun valuta asing lainnya seperti AUD dan RMB,” ungkapnya. Selain itu, adanya prediksi akan pengurangan emisi SRBI serta banyaknya total jatuh tempo sekuritas ini diproyeksikan mampu mendongkrak likuiditas di pasar obligasi.

Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

  1. […] Baca juga : BI Turunkan Suku Bunga, Ini Peluang Cuan dari Obligasi Jangka Pendek! […]

Leave a Comment

Related Post