TikTok Ternyata Bikin Gen Z Lebih Konsumtif, Mitos atau Fakta?

Ilmi Habibi

May 14, 2025

4
Min Read

Creativestation.id – TikTok telah menjelma menjadi salah satu platform media sosial paling berpengaruh dalam kehidupan generasi Z. Tak hanya untuk hiburan, aplikasi ini juga memengaruhi gaya hidup dan kebiasaan belanja para penggunanya. Namun, benarkah TikTok membuat Gen Z jadi lebih konsumtif? Apakah ini hanya mitos, atau ada fakta kuat di balik anggapan tersebut?

Dampak Tren Viral terhadap Perilaku Belanja

Salah satu kekuatan TikTok adalah kemampuannya menciptakan tren dalam waktu singkat. Produk-produk yang viral di platform ini kerap mengalami lonjakan penjualan secara drastis. Mulai dari skincare, makeup, fashion, makanan, hingga barang elektronik, semua bisa “meledak” berkat ulasan atau rekomendasi singkat dari kreator konten.

Fenomena ini dikenal dengan istilah TikTok Made Me Buy It. Banyak Gen Z yang mengakui mereka membeli sesuatu karena melihatnya di TikTok, meski sebelumnya tidak memiliki niat untuk belanja. “Awalnya cuma scroll, eh malah checkout,” ujar Alya (21), seorang mahasiswi di Malang. Menurutnya, video pendek yang menampilkan review jujur dan reaksi positif sering kali membuatnya tergoda mencoba.

Baca Juga : Tren Kendaraan Unik Jadi Ekspresi Gaya Hidup Gen Z : Antara Mobil Mini, Vespa Klasik, dan Outfit Kekinian

Algoritma dan Budaya FOMO

TikTok memiliki algoritma yang sangat personal. Setiap konten yang muncul di beranda (For You Page) disesuaikan dengan minat dan interaksi pengguna. Akibatnya, semakin sering seseorang menonton atau menyukai konten tentang belanja, maka konten serupa akan terus muncul.

Tak hanya itu, budaya FOMO (Fear of Missing Out) juga memperkuat efeknya. Banyak Gen Z merasa ketinggalan jika tidak mencoba produk yang sedang viral. Dalam konteks ini, konsumtif bukan lagi soal kebutuhan, melainkan keinginan untuk tetap relevan dalam lingkungan sosial digital.

Strategi Brand yang Menyasar Gen Z

Brand dan pelaku bisnis pun memanfaatkan momentum ini. Mereka bekerja sama dengan influencer atau kreator konten untuk memasarkan produk melalui review yang tampak organik. Dibandingkan iklan konvensional, cara ini lebih efektif dalam menjangkau Gen Z karena terasa lebih autentik.

Misalnya, banyak produk lokal yang tiba-tiba laris setelah dibahas oleh kreator terkenal di TikTok. Dalam beberapa kasus, penjual bahkan kewalahan memenuhi permintaan. Strategi soft selling dan storytelling menjadi kunci agar produk terasa dekat dengan konsumen muda.

Namun, tak sedikit yang mengkritik tren ini karena mendorong perilaku konsumsi berlebihan. Alih-alih membeli sesuai kebutuhan, banyak pengguna tergoda untuk membeli hanya karena takut ketinggalan tren.

Data Menunjukkan Peningkatan Konsumsi

Beberapa survei menunjukkan adanya peningkatan perilaku konsumtif di kalangan Gen Z yang aktif di TikTok. Laporan dari eMarketer mencatat bahwa sekitar 72% Gen Z mengaku lebih mudah tergoda belanja online setelah melihat konten di media sosial, terutama TikTok. Sementara riset dari Katadata Insight Center mengungkap bahwa konten rekomendasi produk menjadi salah satu konten yang paling sering ditonton pengguna TikTok Indonesia usia 18–24 tahun.

Data ini menguatkan dugaan bahwa TikTok bukan hanya platform hiburan, tapi juga mesin penggerak ekonomi digital khususnya melalui impulsive buying.

Baca Juga : Healing Gak Harus Mahal: Tempat-Tempat Sunyi Favorit Gen Z

Bijak Menggunakan Media Sosial

Meski ada kecenderungan menjadi konsumtif, bukan berarti semua pengguna TikTok otomatis berbelanja tanpa kontrol. Banyak Gen Z yang mulai sadar pentingnya literasi keuangan dan membuat batasan dalam penggunaan aplikasi. Beberapa bahkan menggunakan TikTok untuk mencari konten edukatif tentang menabung, investasi, hingga tips belanja hemat.

Penggunaan TikTok bisa menjadi hal positif jika dikendalikan dengan bijak. Mengenali kebutuhan versus keinginan, serta membatasi waktu di media sosial, menjadi langkah awal untuk mencegah perilaku konsumtif berlebihan.

Antara Mitos dan Fakta

Jadi, apakah TikTok benar membuat Gen Z lebih konsumtif? Jawabannya: fakta, tetapi tidak sepenuhnya negatif. TikTok memang mendorong budaya belanja impulsif melalui konten viral dan tren yang cepat berubah. Namun, dampaknya sangat bergantung pada cara pengguna menyikapinya.

Dengan kesadaran digital yang baik dan pengelolaan keuangan yang bijak, Gen Z tetap bisa menikmati TikTok tanpa harus terjebak dalam perilaku konsumtif. Yang terpenting adalah mengenali batas, memahami kebutuhan, dan tidak mudah terbawa arus tren hanya demi eksistensi.

Untuk informasi dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

  1. […] Baca Juga : TikTok Ternyata Bikin Gen Z Lebih Konsumtif, Mitos atau Fakta? […]

Leave a Comment

Related Post