creativestation.id – Dunia Kripto kembali diguncang kabar besar. Mantan CEO Binance, Changpeng “CZ” Zhao, resmi menerima grasi presiden dari Donald Trump, menghapus seluruh catatan hukumnya di bawah Undang-Undang Kerahasiaan Bank (Bank Secrecy Act).
Dikutip dari BeInCrypto, Jumat (24/10), grasi ini menjadi salah satu tindakan pengampunan paling mencolok yang dikeluarkan pemerintahan Trump. Keputusan tersebut juga menandai perubahan besar dalam arah kebijakan Amerika Serikat terhadap aset digital.
Grasi ini secara efektif menghapus vonis Zhao tahun 2023 atas kegagalannya menjaga program anti-money laundering (AML) di Binance. Meski ia telah menjalani hukuman penjara federal selama empat bulan dan membayar denda USD 50 juta (sekitar Rp 825 miliar), kini seluruh pembatasan hukum terhadap dirinya resmi dicabut.
Secara praktis, Zhao kini dapat kembali memasuki wilayah Amerika Serikat tanpa batasan yang biasanya dikenakan kepada mantan narapidana. Ia juga bisa mengajukan izin usaha, bekerja sama dengan lembaga keuangan yang diatur di AS, hingga kembali menduduki posisi eksekutif di perusahaan yang terdaftar di negara tersebut.
Grasi ini juga memulihkan hak-hak sipilnya, termasuk hak untuk memilih dan memegang jabatan eksekutif di perusahaan publik. Bagi Zhao, rehabilitasi ini mengembalikan reputasinya di dunia keuangan global, membuka peluang baru untuk kolaborasi dan investasi yang sebelumnya tertutup akibat status hukumnya.
Namun, meski grasi ini membersihkan nama pribadi Zhao, Binance masih harus berhadapan dengan berbagai perjanjian regulasi yang membatasi keterlibatannya secara langsung dalam operasional perusahaan.
Latar Belakang Kasus CZ dan Binance
Pada November 2023, Zhao mengaku bersalah melanggar Bank Secrecy Act setelah Departemen Kehakiman Amerika Serikat menuduh Binance memungkinkan transaksi yang terkait dengan entitas yang menghindari sanksi internasional.
Departemen Kehakiman menyebut kasus ini sebagai peringatan keras bagi bursa Kripto yang beroperasi di luar standar kepatuhan keuangan global. Sebagai bagian dari penyelesaian, Zhao mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Binance dan membayar denda pribadi sebesar USD 50 juta, sementara Binance sendiri harus membayar USD 4,3 miliar (sekitar Rp 70,95 triliun) dalam salah satu sanksi terbesar dalam sejarah keuangan AS.
Akankah CZ Kembali ke Binance?
Meski telah mendapatkan pengampunan penuh, kembalinya Zhao ke kursi kepemimpinan Binance masih belum mungkin dalam waktu dekat. Dalam perjanjian hukum 2023, tercantum ketentuan yang melarang Zhao terlibat dalam manajemen perusahaan selama beberapa tahun.
Namun dengan dihapuskannya status kriminal, hambatan hukum kini tak lagi menjadi penghalang. Setelah pembatasan regulasi itu berakhir, Zhao berpotensi kembali ke dunia bisnis Kripto, baik melalui Binance maupun perusahaan baru yang ia dirikan sendiri.
Baca juga : 3 HP Mid Range Tangguh dengan Baterai Jumbo 2025
Analis menilai grasi ini bukan sekadar langkah hukum, melainkan juga sinyal politik. “Langkah ini bisa dianggap sebagai tanda bahwa pemerintahan Trump ingin mengakhiri ketegangan panjang antara regulator Amerika dan industri aset digital,” tulis BeInCrypto.
Keputusan ini pun langsung memicu spekulasi di pasar Kripto global. Banyak pelaku industri menilai, pengampunan terhadap Zhao dapat membuka babak baru hubungan antara regulator Amerika dan perusahaan Kripto internasional.
Untuk informasi dan perkembangan informasi menarik lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.









Leave a Comment