Tangis Pecah! Profesor Meninggal Dunia Ini Diwisuda dengan Pidato AI

Acsyara Aulia

July 16, 2025

5
Min Read
Profesor Meninggal Dunia Ini Diwisuda dengan Pidato AI

On This Post

creativestation.id – Airmata mengalir deras di Menara Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM), pada hari Senin tanggal 14 Juli 2025 pagi.

Bukan hanya disebabkan oleh rasa sedih, tetapi juga perasaan haru, kebanggaan, serta kasih sayang yang sangat mendalam bersatu dalam sebuah momen suci saat almarhum Prof Dr Arsad Bahri SPd MPd diwisuda menjadi Guru Besar di bidang Pendidikan Biologi.

Hal yang menjadikan upacara ini melebihi dari sebuah acara akademis pada umumnya ialah keajaiban teknologi yang membawa suara seorang professor yang sudah meninggal.

Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), pidato ilmiah yang dia tulis selama hidupnya disampaikan melalui suara digital yang mirip dengan suaranya sendiri—jelas, percaya diri, dan penuh otoritas.

Saat suara tersebut menggema di dalam aula utama Menara Pinisi, seluruh ruangan menjadi diam membeku.

Tiba-tiba, suara mendiang yang sangat dikenang kembali menggugah perasaan orang-orang yang hadir.

Seakan waktu terhenti.

Isak tangis pun pecah.

Beberapa orang menutup matanya, mendengarkan dengan penuh perhatian.

Beberapa orang tidak mampu menahannya lagi hingga air matanya jatuh. Ada yang tak bisa menghindari terbentuknya air mata. Banyak di antara mereka yang akhirnya menangis tanpa dapat membendungnya. Sementara yang lain hanya mampu membiarkan air mata mengalir deras.

Ibu, anak, dan orang tua Prof. Arsad berada di kursi paling depan, mendengarkan setiap ucapan yang muncul dari suara digital almarhum tersebut.

Mereka saling memegang tangan kuat-kuat, berusaha tetap tabah dalam perasaan kehilangan yang masih terus dirasakan.

Seminar ilmu dengan tema “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) yang Terintegrasikan Dengan Membaca, Bertanya, dan Menjawab (RQA) Menggunakan Teknologi Holografis dalam Pengajaran Biologi” tidak hanya sebatas ucapan akademik.

Dia merupakan hasil karya pikiran terakhir dari seorang guru besar yang telah menyumbangkan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan.

Dengan suaranya yang terdengar melalui media digital, Prof. Arsad mengatakan, “Bukan cuma sebuah strategi pengajaran, tetapi ini mencerminkan paradigm baru dalam pendidikan perguruan tinggi yang bebas, manusiawi, serta mampu menyesuaikan diri dengan era saat ini.”

Tiap frasa terdengar sangat nyata, seperti ia betul-betul berada di sana secara langsung.

Dia juga pernah mengucapkan terima kasih kepada rekannya, dosen-dosen, mahasiswa-mahasiswa, serta khususnya keluarganya.

Terimakasih kepada UNM, teman-teman dosen, para mahasiswa, Ibu, Alm. Ayah… serta khususnya bagi istrimu dan anak-anakku—cintamu dan doa kalian adalah hal yang menjadikanku tetap berada di sini hari ini.

Ruangan terlihat seperti lokasi bertemu antara dunia nyata dengan dunia yang sudah ditinggalkan, menciptakan ketakterbatasan dari seorang pendidik asli.

Profesor Arsad Bahri meninggal dunia pada hari Senin, tanggal 19 Mei 2025, saat berusia sangat muda yaitu 40 tahun.

Dia melepaskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dadi, Makassar—beberapa pekan sebelum pelantikannya menjadi Profesor.

Walaupun tubuhnya sudah tidak ada lagi, semangat serta pengabdiannya terus tersimpan dalam kenangan.

Penobatan ini merupakan wujud apresiasi paling tinggi, tidak hanya karena dedikasinya sebagai dosen di Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar, tetapi juga sebagai tokoh yang senantiasa memacu perkembangan pendidikan yang berlandaskan teknologi serta nilai-nilai kemanusiaan.

Selama masa hidupnya, Prof. Arsad diakui sebagai guru yang menjadi contoh.

Dia menyampaikan berbagai mata kuliah penting antara lain Pengembangan Bahan Ajar, Biologi Sel, Fisiologi Hewan, serta Media Pembelajaran Biologi.

Ia dikenal sederhana, penuh komitmen, serta senantiasa menjadi penyemangat bagi berbagai kalangan mahasiswa Universitas Negeri Makassar.

Pada hari itu, dia tidak berdiri sendiri. Di waktu yang sama, dia tidak kesepian. Saat itu juga, ia tidak sendirian. Pagi itu, ia tidak terasingkan. Waktu itu, ada orang lain di sisinya.

Tiga dosen besar lainnya juga diangkat, yakni Prof Muhammad Abdy MSi PhD (Pendidikan Matematika), Prof Dr Muhiddin Palennari SPd MPd (Pendidikan Biologi), serta Prof Dr Drs Adnan MS (Pendidikan Biologi).

Namun, hanya suara Prof. Arsad yang terdengar di tengah abadi—menunjukkan bahwa kematian tidak pernah sepenuhnya menghilangkan pengabdian seorang guru.

“Semoga orasi ini menjadi bagian kecil dari ikhtiar dalam membumikan ilmu, memanusiakan pendidikan. Meskipun raga telah kembali ke pangkuan Sang Pencipta, jejak intelektual, dedikasi, dan kontribusi semoga dapat menginspirasi dalam ruang-ruang akademik UNM dan dunia pendidikan.”

Pada hari tersebut, Menara Pinisi menyaksikan bahwa walaupun sebuah jiwa sudah pergi, pengetahuan serta teladan Prof. Arsad Bahri terus bertahan untuk selama-lamanya.

Ketua Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Karta Jayadi secara resmi melantik empat dosen purna tugas UNM. Pelantikan para dosen itu dilaksanakan di ruang pertunjukan Phinisi UNM pada hari Senin, (14/7/2025).

Di dalam pidatonya, Karta Jayadi menyatakan rasa bangganya terhadap para profesor yang diangkat. Tidak ada alasan yang tidak masuk akal, sebab presentasi dari empat professor tersebut selama acara berlangsung benar-benar menakjubkan.

“Saya benar-benar sangat senang dan bangga hari ini terhadap tokoh guru besar yang telah dilantik. Karena semua penjelasan yang disampaikan tadi, benar-benar melebihi harapan kami,” ujarnya.

Setelah mengucapkan penghargaan kepada para guru besar yang diangkat hari ini, Karta Jayadi menyampaikan angka profesor dan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini. Hingga kini ada 161 professor serta 252 dosen yang siap menjadi profesor dalam waktu dekat.

“UNM kini memiliki 161 professor dan ada sebanyak 252 dosen dengan status sebagai lektor utama yang diharapkan dapat menjadi professor selanjutnya,” katanya.

Dari angka tersebut, Rektor Universitas Negeri Makassar mendukung langkah mempercepat peningkatan mutu sumber daya manusia. Karena itu, Rektor UNM berharap karya para profesor saat ini mampu memberikan sejumlah keuntungan yang bermanfaat.

Baca juga : AI Pintar Belum Tentu Paham, Inilah Batas yang Harus Dibangun

“Bagi para dosen senior, semoga gagasan dan hasil kerjanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, UNM, bangsa, serta negeri,” katanya.

Pada akhirnya, Karta Jayadi berharap semua tamu undangan mampu meraih kesuksesan dengan izin serta keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Semoga seluruhnya meraih kesuksesan yang didapat dengan sepenuh kepercayaan dan restu Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya di akhir.

Untuk informasi dan perkembangan Gen Z lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

  1. […] Baca juga : Tangis Pecah! Profesor Meninggal Dunia Ini Diwisuda dengan Pidato AI […]

Leave a Comment

Related Post