creativestation.id – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mendorong sinergi antara hilirisasi dan transformasi digital sebagai strategi utama untuk memperkuat daya saing nasional dan menciptakan ekonomi berkelanjutan.
Langkah itu ditegaskan dalam gelaran CEO Connect sesi ketiga bertajuk “ Indonesia Beyond Resources: Mencetak Daya Saing di Era Hilirisasi Industri ” yang menyoroti peran hilirisasi dan transformasi digital sebagai poros utama pertumbuhan ekonomi nasional menuju daya saing global.
CEO Connect merupakan bagian dari rangkaian 16th Kompas100 CEO Forum 2025 powered by PLN, yang diselenggarakan di Bentara Budaya Art Gallery, Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Executive Vice President (EVP) Pengembangan Produk Niaga PLN Ririn Rachmawardini menegaskan bahwa hilirisasi hanya dapat berjalan optimal jika ditopang oleh infrastruktur energi yang andal, efisien, dan berkelanjutan.
“Setiap proses industrialisasi membutuhkan energi yang kuat, adaptif, dan berorientasi masa depan. Karena itu, PLN menyiapkan sistem kelistrikan yang mampu menopang pertumbuhan industri hijau di seluruh penjuru Indonesia,” jelasnya dalam rilis pers yang diterima , Rabu (22/10/2025).
Ririn menambahkan, PLN tengah mempercepat pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT) untuk mendukung agenda hilirisasi di sektor-sektor strategis, termasuk tambang, logam, dan manufaktur.
Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat menekan ketergantungan impor, meningkatkan nilai tambah industri, sekaligus memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan.
Sebagai informasi, CEO Connect sesi tiga dihadiri perwakilan kementerian, pimpinan BUMN, pelaku industri, dan lembaga riset ekonomi nasional, serta dipandu oleh wartawan Harian Kompas (Kompas.id) Fajar Marta.
Forum tersebut menjadi ruang diskusi strategis untuk menegaskan arah baru perekonomian nasional yang tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam (SDA) mentah, melainkan pada inovasi, hilirisasi, dan teknologi digital.
Integrasi hilirisasi dan digitalisasi
Dari sisi kebijakan pemerintah, Staf Ahli Menteri Perindustrian (Menperin) Bidang Percepatan Transformasi Industri 4.0 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Emmy Suryandari menegaskan pentingnya integrasi antara hilirisasi dan transformasi digital sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru Indonesia.
“Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan roadmap industri 4.0 yang terintegrasi dan berorientasi pada peningkatan nilai tambah di setiap rantai produksi, mulai dari manufaktur, energi, hingga teknologi digital,” ujarnya.
Emmy menambahkan, kebijakan tersebut diharapkan dapat mempercepat terbentuknya rantai pasok industri bernilai tinggi, memperluas kesempatan kerja di sektor teknologi, serta menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri di kawasan Asia.
Dari sektor tambang, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menegaskan bahwa hilirisasi mineral, khususnya tembaga, kini menjadi penopang utama transformasi ekonomi nasional menuju industri bernilai tambah tinggi.
Ia menjelaskan, produksi tembaga olahan di dalam negeri kini tidak hanya menghasilkan katoda tembaga 99,99 persen, tetapi juga emas dan perak murni yang digunakan untuk berbagai kebutuhan industri global, terutama di sektor energi terbarukan.
“Kebutuhan tembaga ke depan luar biasa. Analis seperti Wood Mackenzie dan BloombergNEF memperkirakan harga tembaga ke depannya akan makin tinggi karena permintaan meningkat sementara suplai terbatas,” ujar Tony.
Ia menambahkan, masih terdapat ruang besar untuk memperluas hilirisasi di sektor pertambangan seiring meningkatnya potensi produksi dari sejumlah perusahaan tembaga lain di Indonesia.
“Kalau perusahaan lain bisa segera beroperasi, kontribusi terhadap ekonomi nasional akan semakin besar,” imbuh Tony.
Hilirisasi dan digitalisasi saling melengkapi
Dari sisi analisis ekonomi, Direktur Kolaborasi Internasional Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Imaduddin Abdullah menilai bahwa hilirisasi dan digitalisasi memiliki peran saling melengkapi dalam memperkuat struktur ekonomi nasional.
Ia menjelaskan, kedua agenda tersebut menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah ( middle income trap ) dengan menciptakan pertumbuhan berbasis produktivitas dan inovasi.
“Hilirisasi mendorong penciptaan nilai tambah di sektor riil, sementara digitalisasi memperluas efisiensi dan inklusi ekonomi. Keduanya harus berjalan beriringan agar transformasi ekonomi Indonesia benar-benar berkelanjutan,” ujar Imaduddin.
Sebagai penutup, ia merekomendasikan agar setiap kebijakan hilirisasi berbasis pada riset dan data empiris untuk memastikan manfaatnya terasa hingga ke tingkat masyarakat.
Hal itu diyakini dapat menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan serta memastikan transformasi ekonomi berjalan secara inklusif dan berkeadilan.
Sebagai bagian dari rangkaian 16th Kompas100 CEO Forum 2025 powered by PLN, forum ini menegaskan bahwa hilirisasi dan transformasi digital merupakan dua poros utama dalam membangun daya saing ekonomi nasional.
Keberhasilan hilirisasi tidak hanya diukur dari pembangunan fasilitas industri semata, tetapi juga dari kemampuan Indonesia mengelola inovasi, energi, dan talenta masyarakatnya di tengah dinamika global yang terus berubah.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Kompas100 CEO Forum, silakan kunjungi: kompas100.kompas.id atau media sosial melalui akun @kompas100ceoforum dan tagar #Kompas100CEOForum
Baca juga : Trump Beri Grasi pada CZ Binance, Dunia Kripto Geger
16th Kompas100 CEO Forum 2025 powered by PLN diselenggarakan oleh Harian Kompas (@hariankompas) didukung oleh PT PLN (Persero) (@pln_id), Standard Chartered Indonesia (stanchartin), Skystar Capital (skystar.vc), PT Telkom (Persero) (@telkomindonesia).
Untuk informasi dan perkembangan informasi menarik lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.









Leave a Comment