Creativestation.id – Maskapai baru berbiaya rendah, penerbangan Fly Jaya, resmi memulai operasinya di rute domestik pada Kamis, 3 Juli 2025. Rute perdana yang dipilih adalah jalur Jakarta-Yogyakarta, tepatnya dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Adisutjipto, dan sebaliknya. Informasi ini diumumkan langsung oleh manajemen melalui akun resmi media sosial mereka.
Mengusung konsep sebagai maskapai dengan harga terjangkau, penerbangan Fly Jaya menggunakan pesawat baling-baling tipe ATR 72-500 yang mampu menampung hingga 72 penumpang. Pesawat ini cocok untuk perjalanan jarak pendek hingga menengah, seperti yang dibutuhkan oleh pasar domestik di Indonesia.
Fly Jaya berada di bawah naungan PT Surya Mataram Nusantara yang berdomisili di Jakarta. Berdiri sejak tahun 2024, perusahaan ini membawa visi besar untuk menghubungkan kota, kabupaten, hingga daerah-daerah terpencil di Indonesia dengan layanan yang efisien dan andal.
Baca Juga: Pesawat Batik Air Mendarat Miring di Soetta, Kenapa Bisa Begitu?
“Fly Jaya hadir bukan hanya untuk melayani kota-kota besar, tetapi juga untuk menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini kurang terlayani secara maksimal,” tulis pihak manajemen dalam pernyataan resminya.
Meski volume penumpang dalam penerbangan domestik belum menunjukkan peningkatan berarti, langkah penerbangan Fly Jaya dinilai sebagai strategi jangka panjang yang menjanjikan. Menurut data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, jumlah penumpang pesawat domestik pada tahun 2024 mencapai 65,79 juta orang, sedikit turun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 65,95 juta.
Pakar penerbangan Alvin Lie menilai langkah Fly Jaya sebagai keputusan berani namun penuh perhitungan. “Kondisi pasar saat ini memang belum berkembang signifikan. Tapi Fly Jaya tidak melihat peluang dari kondisi saat ini saja, mereka bermain untuk jangka panjang,” ujar Alvin, Senin (7/7).
Dia menjelaskan bahwa pasar untuk pesawat baling-baling berkapasitas besar seperti ATR 72-500 sebenarnya masih terbuka luas, karena tidak banyak maskapai yang menggarap segmen ini. Wings Air, misalnya, memiliki sekitar 70 unit ATR, namun hanya sekitar 30 yang digunakan secara rutin. Sementara itu, Citilink hanya memiliki tiga unit pesawat serupa.
Tarif dan Peluang Bisnis Penerbangan Fly Jaya
Faktor lain yang membuat penerbangan Fly Jaya menarik adalah adanya regulasi tarif batas atas (TBA) yang cenderung menguntungkan maskapai yang menggunakan pesawat baling-baling. Dalam regulasi yang berlaku sejak 2019, harga tiket maksimal untuk pesawat jenis ini lebih tinggi dibandingkan pesawat jet.
“Kalau kita lihat, tiket pesawat jet Citilink ke Yogyakarta bisa Rp900.000, tapi yang ke Adisutjipto dengan pesawat baling-baling bisa sampai Rp1,6 juta,” jelas Alvin.
Namun di sisi lain, Alvin juga menekankan bahwa biaya operasional penerbangan saat ini meningkat cukup drastis, sementara TBA belum diperbarui sejak lima tahun terakhir. Hal ini membuat sebagian maskapai lebih memilih jalur internasional yang lebih menguntungkan. Meski demikian, ia melihat bahwa jalur domestik tetap punya potensi besar jika dikelola secara strategis.
“Jika TBA disesuaikan, harga tiket bisa lebih fleksibel dan realistis. Artinya, saat ramai bisa tinggi, tapi saat sepi bisa lebih murah. Ini lebih sehat dari sisi bisnis,” tambahnya.
Untuk berita bisnis dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment