creativestation.id – Pasar kripto kembali menunjukkan penguatan tajam dalam beberapa hari terakhir, seiring meningkatnya optimisme investor terhadap potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
Berdasarkan data CoinMarketCap, per Selasa (28 Oktober 2025) kapitalisasi pasar kripto global naik sekitar 3,6 persen menjadi USD 3,86 triliun atau setara Rp 60.602 triliun. Harga Bitcoin (BTC) kini bertengger di sekitar USD 114.000, naik 3,5 persen dalam sepekan terakhir, setara dengan Rp 1,78 miliar per koin.
Sementara Ethereum (ETH) ikut menguat 4,1 persen ke level USD 4.100 atau sekitar Rp 64,4 juta. Kenaikan lebih besar dialami aset lain seperti Solana dan XRP yang naik di atas 6 persen, serta token-token berisiko tinggi seperti PUMP, HYPE, dan JUP yang melonjak lebih dari 20 persen.
Menurut Fahmi Almuttaqin, Analis di platform kripto Reku, euforia ini tidak lepas dari beberapa faktor kunci, terutama ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, perkembangan negosiasi dagang AS–China, dan kembalinya minat investor pada aset berisiko.
“Sentimen bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pekan ini mendorong aliran dana masuk ke aset berisiko, termasuk kripto,” jelas Fahmi melalui keterangannya, Rabu (29/10).
Sebelumnya, pasar kripto sempat terkoreksi tajam pertengahan Oktober, dengan kapitalisasi pasar turun ke sekitar USD 3,53 triliun atau Rp 55.221 triliun. Namun, pelemahan tersebut justru membuka peluang beli baru bagi investor institusi.
“ETF Bitcoin dan Ethereum spot mencatat aliran dana masuk masing-masing sekitar USD 477 juta (sekitar Rp 7,49 triliun) dan USD 141 juta (sekitar Rp 2,21 triliun) pada perdagangan 21 Oktober. Ini menunjukkan minat institusional mulai pulih,” tambah Fahmi.
Minggu ini menjadi momen penting bagi investor kripto. The Fed akan mengumumkan keputusan suku bunga dan proyeksi ekonomi terbarunya. Bila bank sentral memberi sinyal dovish atau mengonfirmasi pemangkasan lanjutan pada Desember, pasar bisa kembali memasuki fase bullish.
Sebaliknya, jika The Fed justru mengeluarkan nada hawkish atau menunda pelonggaran kebijakan, harga aset digital berpotensi koreksi kembali. “Jika skenario bullish terjadi, Bitcoin bisa menembus kisaran USD 120.000–USD 125.000, atau sekitar Rp 1,88 miliar–Rp 1,96 miliar. Tapi bila The Fed berhati-hati, risiko koreksi ke area USD 108.000 (sekitar Rp1,7 miliar) masih terbuka,” ujar Fahmi.
Meski tren jangka menengah tampak positif, Fahmi mengingatkan bahwa volatilitas masih akan tinggi. Ia menyarankan investor jangka panjang untuk tetap fokus pada aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum, sementara trader berpengalaman bisa memanfaatkan fluktuasi harga jangka pendek untuk mengoptimalkan keuntungan.
Baca juga : Deepfake: Ketika Mata Kita Tak Lagi Bisa Percaya
Selain strategi, keamanan dan kecepatan platform juga menjadi faktor penting dalam berinvestasi kripto. “Investor sebaiknya memilih platform yang terdaftar di OJK dengan eksekusi cepat, seperti Reku, agar tidak kehilangan momentum di pasar yang bergerak sangat cepat,” tutur Fahmi.
Kenaikan harga kripto saat ini menjadi sinyal bahwa pasar kembali percaya diri menjelang keputusan The Fed. Namun, volatilitas tinggi tetap membayangi, dan investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perubahan kebijakan moneter global.
Untuk informasi dan perkembangan informasi menarik lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.









Leave a Comment