Mungkinkah Internet Jadi Ruang Aman? Ini Faktanya

Acsyara Aulia

June 26, 2025

4
Min Read
Mungkinkah Internet Jadi Ruang Aman? Ini Faktanya

creativestation.id – Internet kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari belanja online, hiburan, pendidikan, hingga aktivitas sosial, semuanya bisa dilakukan secara digital. Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet, muncul pertanyaan penting: “Internet sebagai ruang aman: bisa nggak sih?”

Ruang digital idealnya bisa menjadi tempat bebas berekspresi, mencari informasi, hingga membangun komunitas. Namun kenyataannya, berbagai bentuk kekerasan digital, perundungan siber, penyebaran hoaks, hingga pelanggaran data pribadi justru menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi banyak pengguna.

Menurut laporan “Digital Civility Index” dari Microsoft (2023), Indonesia termasuk negara dengan tingkat risiko tertinggi dalam hal keamanan digital, dengan skor sebesar 76% (semakin tinggi skor, semakin tinggi risikonya). Ini menunjukkan bahwa tantangan membangun ruang aman di internet masih besar.

Lalu, apakah mungkin internet menjadi ruang yang aman bagi semua kalangan? Artikel ini akan membahas secara komprehensif mulai dari potensi ancaman, bentuk perlindungan yang ada, hingga peran aktif pengguna.

Ancaman Digital: Dari Pelecehan hingga Pencurian Data

Salah satu penyebab utama internet belum bisa sepenuhnya dianggap aman adalah banyaknya ancaman digital yang mengintai. Ancaman ini bisa berbentuk:

  • Perundungan online (cyberbullying): Terutama dialami oleh remaja dan perempuan.
  • Pelecehan seksual digital: Banyak terjadi di media sosial maupun aplikasi kencan.
  • Phishing dan penipuan: Mengincar data pribadi dan finansial.
  • Hate speech dan disinformasi: Menciptakan polarisasi dan rasa tidak aman.

Menurut SAFEnet (2022), ada lebih dari 250 kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) yang dilaporkan di Indonesia, dan jumlah ini hanya puncak dari gunung es karena sebagian besar korban memilih diam.

Pencurian data juga menjadi isu serius. Pada 2023, tercatat lebih dari 3 juta data pribadi pengguna Indonesia bocor di internet menurut laporan dari Kaspersky. Fenomena ini menegaskan bahwa keamanan siber belum menjadi prioritas bagi banyak pihak.

Baca juga : Cancel Culture Bisa Menghancurkan Karier dalam Sekejap! Pahami Dampaknya Sebelum Terlambat

Siapa yang Paling Rentan di Ruang Digital?

Tidak semua orang mengalami internet dengan cara yang sama. Kelompok rentan justru menghadapi risiko yang lebih tinggi. Beberapa di antaranya:

  • Perempuan dan anak-anak: Lebih sering jadi korban pelecehan seksual digital dan cyberbullying.
  • Kelompok minoritas (ras, agama, orientasi seksual): Rentan menjadi target ujaran kebencian.
  • Pekerja lepas dan kreator digital: Sering mengalami pencurian karya dan doxing.

UNICEF Indonesia mencatat bahwa 45% anak usia sekolah di Indonesia pernah mengalami perundungan digital. Sementara itu, Komnas Perempuan mencatat lonjakan laporan pelecehan digital selama pandemi, yang sebagian besar menarget perempuan.

Kesadaran dan literasi digital yang rendah membuat banyak pengguna tidak tahu bagaimana melindungi dirinya. Ini memperparah ketidakamanan di ruang maya.

Apa yang Sudah Dilakukan? Regulasi dan Upaya Platform

Beberapa langkah telah diambil oleh pemerintah dan perusahaan teknologi untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman, seperti:

  • UU ITE dan revisinya: Mengatur batasan ujaran kebencian dan pencemaran nama baik.
  • Peraturan Perlindungan Data Pribadi (UU PDP): Disahkan pada 2022 untuk melindungi informasi pengguna.
  • Fitur keamanan platform: Seperti report/block, two-factor authentication, dan content moderation.

Namun, efektivitasnya masih dipertanyakan. Banyak kasus tidak direspons cepat oleh platform, atau malah korban yang dikriminalisasi. Perlu kolaborasi lintas sektor agar regulasi tidak hanya kuat di atas kertas, tapi juga implementatif.

Beberapa LSM dan komunitas seperti SAFEnet, Konde.co, dan PurpleCode Collective aktif memberikan edukasi dan pendampingan terhadap korban kekerasan digital.

Peran Pengguna: Dari Pasif Menjadi Aktif

Ruang aman tidak bisa tercipta tanpa keterlibatan aktif penggunanya. Ini beberapa langkah yang bisa dilakukan setiap individu:

  • Meningkatkan literasi digital: Mengenali hoaks, phishing, dan modus penipuan lainnya.
  • Mengatur privasi akun: Gunakan kata sandi kuat dan aktifkan autentikasi dua langkah.
  • Tidak menyebarkan konten kekerasan: Termasuk tidak menyebar ulang video pelecehan.
  • Bersikap kritis: Jangan mudah terprovokasi dan tetap hormat terhadap perbedaan.

Gerakan #BijakBersosmed dari Kominfo dan berbagai kampanye seperti #AmanBersama dari Meta juga berupaya mendorong pengguna lebih sadar dan bertanggung jawab dalam berinternet.

Menuju Masa Depan Internet yang Aman: Mungkinkah?

Untuk menjawab pertanyaan “Internet sebagai ruang aman: bisa nggak sih?”, jawabannya: bisa, tapi tidak mudah.

Internet tidak akan pernah 100% bebas risiko, tapi upaya kolektif dapat menurunkan tingkat bahayanya secara signifikan. Visi ruang digital yang aman bisa terwujud jika:

  • Ada regulasi yang tegas dan berpihak pada korban
  • Platform digital serius dalam moderasi konten
  • Literasi digital ditanamkan sejak dini
  • Pengguna berani bersuara dan mendukung korban

Negara seperti Estonia dan Finlandia sudah mulai memasukkan literasi digital dan keamanan siber ke dalam kurikulum sekolah. Indonesia pun perlu mengejar hal serupa.

Baca juga : Bukan dari Buku Lagi! Ini Alasan Kenapa Gen Z Lebih Suka Belajar dari YouTube

Internet Aman Itu Tanggung Jawab Bersama

Internet adalah cermin masyarakat. Kalau ingin aman, kita harus menjadikannya tempat yang inklusif, menghormati hak asasi, dan bebas dari kekerasan.

“Internet sebagai ruang aman: bisa nggak sih?” Bisa, jika semua pihak—dari pemerintah, platform, hingga pengguna—mau bekerja sama menciptakan ekosistem yang suportif dan edukatif.

Mari jadi bagian dari perubahan, mulai dari langkah kecil: berpikir sebelum membagikan, menghormati perbedaan, dan tidak tinggal diam saat melihat ketidakadilan digital. Karena ruang aman itu hak semua orang, baik di dunia nyata maupun maya.

Leave a Comment

Related Post