Creativestation.id – Microsoft mengklaim berhasil menghemat lebih dari US$ 500 juta atau setara kurang lebih Rp 8 triliun berkat penggunaan alat akal imitasi (AI) di berbagai lini kerja, mulai dari penjualan, layanan pelanggan, hingga rekayasa perangkat lunak.
“AI begitu efektif hingga perusahaan berhasil menghemat lebih dari U$ 500 juta hanya dari pusat layanan pelanggan tahun lalu,” kata Chief Commercial Officer Microsoft Judson Althoff dalam sebuah presentasi pekan ini, seperti dilaporkan Tech Crunch , 9 Juli 2025.
Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Microsoft memutus hubungan kerja lebih dari 9.000 karyawan dalam gelombang PHK ketiga tahun ini, sehingga total karyawan yang terdampak mencapai sekitar 15.000 orang.
Kondisi ini memicu kritik, mengingat Microsoft tengah menikmati laba besar namun tetap melakukan efisiensi tenaga kerja. Situasi pun diperburuk oleh unggahan LinkedIn dari produser Xbox Game Studios, Matt Turnbull, yang kini sudah dihapus.
Dalam unggahan tersebut, ia menyarankan agar karyawan yang merasa ‘terbebani’ akibat PHK—termasuk di divisi Xbox—bisa mencari dukungan dari alat AI seperti ChatGPT dan Copilot untuk membantu mengelola beban mental akibat kehilangan pekerjaan.
Belum dapat dipastikan apakah para pekerja yang di-PHK telah atau akan digantikan oleh AI, atau apakah langkah ini sekadar bentuk penyesuaian pascapandemi. Namun, yang jelas, restrukturisasi ini terjadi di tengah rekor keuntungan perusahaan.
Pada kuartal pertama tahun ini, Microsoft mencatatkan laba sebesar US$ 26 miliar dan pendapatan US$ 70 miliar. Kapitalisasi pasar perusahaan juga naik pesat hingga mencapai sekitar US$ 3,74 triliun, menyalip Apple dan hanya tertinggal dari Nvidia.
Baca juga : Microsoft Edge Kini Buka Halaman Hanya dalam 0,094 Detik!
Sebagian besar laba itu akan dialokasikan untuk pengembangan AI. Pada Januari lalu, Microsoft mengumumkan rencana investasi sebesar US$ 80 miliar untuk infrastruktur AI sepanjang tahun 2025. Perusahaan juga terus merekrut tenaga kerja, namun lebih fokus pada perebutan talenta AI berpengalaman.
Laporan lain memprediksi bahwa Microsoft akan menghabiskan jutaan dolar untuk peneliti AI papan atas ketimbang mempertahankan manajer menengah dan karyawan lainnya.
Untuk berita bisnis dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment