JPMorgan Chase Siapkan Asisten AI untuk 250.000 Karyawan

Acsyara Aulia

October 3, 2025

3
Min Read
JPMorgan Chase Siapkan Asisten AI untuk 250.000 Karyawan

On This Post

creativestation.id – JPMorgan Chase, bank terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, tengah melakukan transformasi besar-besaran menuju era kecerdasan buatan (AI).

Menurut Chief Data Analytics Officer JPMorgan, Derek Waldron, perusahaan sedang “diprogram ulang secara fundamental” agar setiap proses, karyawan, dan layanan klien terhubung melalui teknologi AI.

JPMorgan kini memasuki tahap awal penerapan rencana besar AI yang telah disusunnya. Pada fase ini, bank mulai menggunakan agentic AI—yakni sistem kecerdasan buatan yang mampu mengeksekusi tugas-tugas berlapis secara otomatis—untuk membantu karyawan menyelesaikan pekerjaan kompleks.

Waldron bahkan menunjukkan demonstrasi pertama kepada media dengan memperlihatkan program AI yang mampu menyusun presentasi perbankan investasi hanya dalam 30 detik, pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan jam kerja panjang dari analis junior.

Program inti yang menopang ambisi ini adalah LLM Suite, portal internal yang mengintegrasikan model bahasa besar dari startup AI terkemuka, termasuk OpenAI dan Anthropic. “Visi besar yang sedang kami kembangkan adalah menjadikan JPMorgan Chase di masa depan sebagai sebuah perusahaan yang sepenuhnya terhubung dengan AI,” ujar Waldron, seperti dikutip The American Bazaar, Kamis (2/10).

Setiap delapan minggu, LLM Suite diperbarui dengan data internal bank yang sangat luas, sehingga memperluas kapabilitasnya. Saat ini, sekitar 250.000 karyawan sudah dapat mengakses platform ini, kecuali staf cabang dan pusat panggilan. Waldron menambahkan, “Setiap karyawan akan memiliki asisten AI pribadi, setiap proses akan didukung agen AI, dan setiap pengalaman klien akan dikurasi oleh AI concierge.”

Namun, perjalanan menuju visi tersebut masih panjang. Dengan anggaran teknologi mencapai 18 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300 triliun (kurs Rp 16.690 per dolar AS), JPMorgan harus menghubungkan ribuan aplikasi dan sistem internal agar bisa sepenuhnya mendukung ekosistem AI.

“Ada kesenjangan nilai antara kemampuan teknologi dan kemampuan perusahaan untuk sepenuhnya menangkapnya,” kata Waldron.

Dampak besar juga dirasakan pada tenaga kerja. Bank memperkirakan posisi staf operasional dapat berkurang setidaknya 10 persen dalam lima tahun ke depan akibat otomatisasi. Waldron menekankan, “Dalam dunia AI, orang-orang tetap berada di posisi puncak yang berhubungan dengan klien, tetapi banyak proses di bawahnya kini ditangani oleh sistem AI.”

Perubahan ini dibahas secara serius dalam pertemuan eksekutif empat hari yang dipimpin CEO Jamie Dimon pada Juli lalu di Nashville, Tennessee. Pertemuan tersebut berfokus pada bagaimana AI dapat mengubah model kerja tradisional, termasuk peran analis muda di perbankan investasi.

Meski terdapat kekhawatiran soal dampak sosialnya, JPMorgan meyakini langkah ini memberi keunggulan kompetitif sebelum bank lain mengejar. Jika berhasil, AI dapat meningkatkan margin, memperluas pasar, dan mempercepat pertumbuhan pendapatan.

Baca juga : OPPO A6 Pro Resmi Dibuka Pre Order di Indonesia

Sebagaimana ditegaskan Waldron, “Tidak diragukan lagi teknologi AI akan mengubah struktur tenaga kerja. Hal itu sudah pasti, meskipun bentuk pastinya masih belum jelas.” Dengan transformasi ini, JPMorgan berupaya menegaskan posisinya bukan hanya sebagai bank terbesar, tetapi juga pelopor global dalam integrasi AI di sektor keuangan.

Untuk informasi dan perkembangan informasi menarik lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi

Leave a Comment

Related Post