Creativestation.id – Harga minyak dunia melonjak tajam setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025). Langkah ini dinilai memperdalam keterlibatan Washington dalam konflik di Timur Tengah dan langsung memicu gejolak di pasar global. Para analis memperkirakan ketidakpastian tinggi akan terus menyelimuti perdagangan dalam beberapa hari ke depan, terutama karena dampaknya terhadap inflasi dan kondisi ekonomi dunia secara menyeluruh.
Ketegangan Memicu Lonjakan Harga dan Ketidakpastian Pasar
Serangan terhadap Iran diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump melalui media sosial. Langkah tersebut menyusul aksi militer Israel sebelumnya, sehingga meningkatkan resiko eskalasi konflik secara signifikan. Akibatnya, harga minyak dunia melonjak seiring kekhawatiran terhadap pasokan energi global.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Dampak Konflik Israel-Iran, Ini Pengaruhnya untuk Indonesia
Mark Spindel, Chief Investment Officer di Potomac River Capital, menyebut bahwa reaksi pasar diperkirakan sangat cepat. “Saya pikir pasar akan langsung terkejut. Harga minyak kemungkinan dibuka lebih tinggi,” ujarnya. Spindel juga menambahkan bahwa para investor harus bersiap menghadapi volatilitas tinggi, terutama pada sektor energi.
Ketegangan ini juga mendorong investor untuk melirik aset aman seperti dolar AS dan emas. Dalam situasi seperti ini, saham-saham cenderung tertekan, sementara aset safe haven mengalami penguatan. Selain itu, pasar global tengah mencermati kemungkinan adanya dampak berantai terhadap inflasi dan suku bunga, terutama di Amerika Serikat.
Harga Minyak Dunia Melonjak, Inflasi Bisa Terpicu
Menurut data yang dihimpun hingga Kamis (19/6/2025), harga minyak mentah Brent telah naik hingga 18 persen sejak 10 Juni, dan sempat menyentuh level tertinggi lima bulan di angka USD 79,04 per barel. Jika konflik terus memburuk, dampaknya bisa jauh lebih besar. Oxford Economics bahkan memproyeksikan bahwa dalam skenario terburuk, harga minyak dunia bisa melonjak hingga USD 130 per barel.
Jack Ablin, Chief Investment Officer Cresset Capital, menyampaikan bahwa lonjakan ini harus menjadi perhatian serius. “Ini jelas akan berdampak pada harga energi dan mungkin juga inflasi,” ujarnya. Peningkatan inflasi bisa mengurangi daya beli masyarakat dan memperkecil peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral.
Oxford Economics menambahkan bahwa jika harga terus menanjak, inflasi di Amerika Serikat bisa mencapai hampir 6 persen di akhir tahun. Kondisi ini tentu berpotensi memperberat tekanan terhadap ekonomi global, apalagi saat ini dunia masih menghadapi ketidakpastian akibat tarif impor dan kebijakan geopolitik lainnya.
Pasar Keuangan Bergejolak, Peluang Damai Masih Terbuka?
Selain lonjakan harga minyak dunia, para ekonom juga mencermati dampak terhadap pasar saham dan nilai tukar dolar AS. Beberapa data historis menunjukkan bahwa meskipun awalnya saham melemah akibat konflik, dalam beberapa bulan ke depan pasar cenderung pulih. Hal serupa pernah terjadi pasca invasi Irak tahun 2003 dan serangan fasilitas minyak Arab Saudi tahun 2019.
Sementara itu, peluang diplomasi masih terbuka. Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group, melihat potensi negosiasi damai. “Setelah demonstrasi kekuatan ini dan penghancuran total kemampuan nuklirnya, Iran kehilangan pengaruh. Mereka mungkin akan memilih jalan damai,” ucap Cox. Ia memperkirakan bahwa lonjakan harga minyak saat ini mungkin hanya bersifat sementara.
Namun, selama belum ada kepastian mengenai arah konflik selanjutnya, pasar akan terus dalam kondisi waspada. Respons Iran, serta langkah lanjutan dari Amerika dan Israel, akan menjadi penentu utama arah pergerakan harga energi dalam waktu dekat.
Harga minyak dunia melonjak sebagai dampak langsung dari serangan Amerika terhadap Iran, dan menciptakan ketidakpastian besar di pasar global. Meski beberapa pihak optimis bahwa lonjakan ini bisa bersifat jangka pendek, para investor tetap disarankan untuk mewaspadai perkembangan situasi. Selama konflik belum mereda, tekanan terhadap inflasi dan resiko pelemahan ekonomi akan terus membayangi.
Untuk berita bisnis dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.
Leave a Comment