Bagaimana Gen Z Gunakan Data Analytics untuk Konten dan Bisnis?!

Zidan Abdillah

May 23, 2025

3
Min Read
Gimana Gen Z Gunakan Data Analytics untuk Konten & Bisnis?!

creativestation.id – Generasi Z, yang lahir pada tahun 2000-an, dikenal sebagai digital native pertama yang tumbuh dengan internet, media sosial, dan teknologi di ujung jari mereka. 

Namun, lebih dari sekadar konsumsi digital, kini Gen Z mulai memanfaatkan data analytics sebagai alat strategis dalam membangun konten dan mengembangkan bisnis mereka.

Fenomena ini terlihat jelas dari meningkatnya jumlah kreator muda dan pelaku usaha berbasis digital yang mengandalkan data untuk memahami audiens, mengoptimalisasi performa konten, hingga membuat keputusan bisnis yang berbasis bukti.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan Google Indonesia, Gen Z mendominasi pengguna media sosial di Tanah Air. 

Mereka tidak hanya aktif membuat konten di platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, tetapi juga rajin mempelajari insight atau analitik yang disediakan platform tersebut.

baca juga: Gen Z Pecinta Anime, Teknologi Baru di Industri Animasi Jepang

Memahami Audiens Lewat Angka

Salah satu strategi yang diterapkan oleh Gen Z adalah analisis perilaku audiens. Dengan menggunakan fitur-fitur seperti Instagram Insights atau TikTok Analytics, mereka dapat melihat waktu aktif pengikut, jenis konten yang paling banyak mendapat engagement, hingga demografi pengguna.

“Kalau saya lihat konten yang paling banyak disukai jam tayangnya sekitar sore sampai malam. Jadi saya atur jadwal posting di jam segitu,” ujar Naya (22), seorang konten kreator fashion asal Bandung. 

“Dari data juga saya tahu bahwa pengikut saya kebanyakan perempuan umur 18–24, jadi saya sesuaikan gaya dan tema kontennya.” Imbuhnya.

baca juga: Mengenal No-Code Tools, Cara Gen Z Buat Produk Digital Tanpa Ngoding

Data Sebagai Dasar Strategi Bisnis

Tidak hanya untuk konten, data analytics juga digunakan oleh pelaku bisnis muda untuk menyusun strategi pemasaran dan produk. 

Banyak Gen Z yang menjalankan usaha mikro seperti makanan ringan, pakaian, atau jasa digital, memanfaatkan dashboard penjualan di marketplace dan tools seperti Google Analytics atau Meta Ads Manager untuk mengukur efektivitas kampanye iklan mereka.

“Kalau iklan saya ternyata lebih banyak klik dari pengguna di Surabaya dan Semarang, maka saya fokuskan pengiriman dan promo ke kota-kota itu,” kata Kevin (24), pemilik brand streetwear lokal.

Kolaborasi Teknologi dan Kreativitas

Dengan keahlian teknologi yang mumpuni dan kreativitas tinggi, Gen Z dianggap sebagai generasi yang mampu menjembatani antara analisis data dan pendekatan emosional dalam berbisnis. 

Mereka tidak hanya melihat angka, tetapi juga menginterpretasikan makna di balik data untuk menciptakan strategi yang lebih relevan dan personal.

Beberapa dari mereka bahkan mulai memanfaatkan tools lanjutan seperti AI-based analytics, A/B testing tools, hingga customer journey mapping untuk memahami siklus pelanggan dan tren pasar.

Data analytics bukan lagi alat eksklusif bagi perusahaan besar. Gen Z telah membuktikan bahwa dengan pemahaman dasar dan kemauan belajar, siapa pun bisa menggunakan data sebagai senjata untuk unggul dalam dunia digital. 

Di tengah persaingan konten dan bisnis yang ketat, pendekatan berbasis data memberikan keunggulan kompetitif yang nyata bagi generasi muda Indonesia.  

Untuk informasi dan perkembangan generasi lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

Leave a Comment

Related Post