Gen Z Lebih Boros Belanja Produk Kecantikan Dibandingkan Milenial

Alfitra Nurramadhani

September 27, 2025

5
Min Read
Gen Z Lebih Boros Belanja Produk Kecantikan Dibandingkan Milenial
Gen Z Lebih Boros Belanja Produk Kecantikan Dibandingkan Milenial

Creativestation.idGenerasi Z (Gen Z), yang kini telah sepenuhnya memasuki pasar konsumen, telah mengambil alih peran sebagai kelompok konsumen paling berpengaruh di industri kecantikan Indonesia.

Gaya hidup mereka yang sangat dekat dengan media sosial, terutama TikTok dan Instagram, serta keterbukaan terhadap tren baru, membuat pola belanja produk kecantikan meningkat pesat.

Dibandingkan generasi milenial, Gen Z tercatat lebih boros dan aktif dalam membeli berbagai kebutuhan perawatan diri, mulai dari skincare, makeup, parfum, hingga perawatan rambut.

Fenomena pergeseran perilaku konsumsi ini tergambar jelas dalam laporan Beauty Consumer Behavior and Trend Report yang dirilis oleh Insight Factory by SOCO.

Laporan tersebut menyoroti perbedaan signifikan dalam perilaku belanja konsumen kecantikan di Indonesia sepanjang tahun 2023, menunjukkan bagaimana kedua generasi besar ini memiliki prioritas dan motivasi belanja yang berbeda.

Perbedaan ini menjadi kunci bagi pelaku industri kecantikan untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif di tahun-tahun mendatang.

Perbedaan Mencolok dalam Nilai Transaksi

Meskipun secara umum Gen Z dianggap lebih boros, pola pengeluaran mereka menunjukkan kecenderungan pada frekuensi tinggi dengan nominal menengah.

Data laporan menunjukkan bahwa sekitar 48 persen Gen Z menghabiskan rata-rata Rp150 ribu per transaksi saat membeli produk kecantikan. Angka ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan milenial, di mana hanya 34 persen yang berada pada kisaran belanja yang sama.

Temuan ini mengindikasikan bahwa Gen Z lebih sering melakukan pembelian rutin, mencoba produk-produk baru yang sedang viral, dan tidak ragu mengganti merek (brand hopping) sesuai tren.

Namun, pola belanja menjadi terbalik ketika nilai transaksi meningkat. Untuk pembelian produk kecantikan dengan nilai di atas Rp300 ribu per transaksi, milenial justru mendominasi.

Sebanyak 28 persen milenial rela mengeluarkan uang lebih besar untuk satu kali belanja, sedangkan hanya 17 persen Gen Z yang melakukan hal serupa.

Perbedaan ini memperlihatkan bahwa milenial lebih selektif dalam memilih produk dan cenderung berinvestasi pada produk premium atau spesifik yang dianggap memberikan kualitas, manfaat jangka panjang, atau nilai tambah tertentu yang lebih terjamin.

Amanda Melissa, VP Data Management & Business Intelligence Social Bella, menjelaskan, “Milenial cenderung mengalokasikan anggaran pada produk yang dianggap memberikan nilai lebih. Baik dari segi kualitas, bahan aktif yang teruji, prinsip yang diusung merek (sustainability atau cruelty-free), maupun keunggulan lainnya. Hal ini membuat milenial lebih fokus dan selektif dalam memilih produk kecantikan. Mereka mencari efektivitas dan kepastian hasil.”

Gen Z sebagai Pendorong Tren dan Pertumbuhan Pasar

Sebaliknya, Gen Z menunjukkan perilaku yang sangat eksploratif, informatif, dan mudah tertarik dengan tren terbaru.

Keputusan belanja mereka sangat dipengaruhi oleh media sosial—terutama ulasan (review) influencer, beauty vlogger, hingga konten video singkat.

Mereka tidak segan mencoba produk inovatif yang sedang populer, bahkan jika itu adalah merek baru atau produk dari kategori yang belum pernah mereka coba sebelumnya.

Faktor media sosial ini menjadikan Gen Z sebagai kekuatan utama yang mendorong pertumbuhan paling signifikan di hampir seluruh kategori produk kecantikan sepanjang 2023:

Baca Juga: Cara Gen Z Menyuarakan Isu Sosial Lewat Media Digital

  1. Perawatan Tubuh (Body Sunscreen): Pembelian oleh Gen Z melonjak hingga 175 persen, jauh melampaui milenial yang hanya 106 persen. Ini menunjukkan kesadaran baru pada Gen Z terhadap perlindungan kulit seluruh tubuh.
  2. Perawatan Jerawat (Acne Pimple Patch): Produk ini tumbuh pesat di kalangan Gen Z dengan peningkatan 69 persen, sementara milenial hanya 33 persen. Ini merefleksikan kebutuhan mereka terhadap solusi praktis dan instan untuk masalah kulit.
  3. Perawatan Rambut (Hair Mist): Gen Z menunjukkan peningkatan pembelian yang luar biasa sebesar 227 persen. Angka tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan milenial yang hanya 113 persen, menunjukkan minat mereka pada produk yang memberikan aroma dan kesegaran instan.
  4. Parfum: Lonjakan pembelian Gen Z mencapai 304 persen, berbanding 106 persen pada milenial. Kategori ini menunjukkan ledakan permintaan, didorong oleh tren layering parfum dan pencarian signature scent.
  5. Makeup (Cushion): Kenaikan pembelian Gen Z mencapai 105 persen, sedangkan milenial hanya 59 persen. Hal ini menegaskan dominasi Gen Z dalam tren complexion yang natural dan praktis.

Pertumbuhan masif yang dipimpin oleh Gen Z ini membuktikan bahwa mereka adalah mesin pertumbuhan utama di pasar kecantikan saat ini, menuntut inovasi produk yang cepat dan up-to-date.

Peningkatan Literasi Konsumen Menuntut Transparansi Merek

Selain perbedaan pola konsumsi, laporan tersebut juga menyoroti peningkatan literasi konsumen kecantikan di Indonesia secara keseluruhan.

Sebanyak 77 persen konsumen kini membaca ulasan, mencari informasi mendalam, dan membandingkan produk sebelum memutuskan untuk membeli.

Tren ini paling kuat terlihat di kalangan Gen Z yang lebih detail mencari informasi tentang kandungan, bahan aktif, serta manfaat produk.

Mereka tidak segan mencari tahu apakah suatu brand memiliki sertifikasi tertentu, atau apakah bahan aktif yang diklaim benar-benar efektif. Kesadaran konsumen yang semakin tinggi ini membuat persaingan di pasar kecantikan semakin ketat.

Brand dituntut tidak hanya menghadirkan inovasi produk yang menarik, tetapi juga membangun kepercayaan melalui transparansi kandungan, kualitas yang konsisten, serta edukasi yang jujur kepada konsumen. Marketing yang hanya mengandalkan gimmick atau klaim berlebihan cenderung akan dihindari oleh Gen Z yang kritis.

Implikasi bagi Industri

Fenomena Gen Z yang lebih boros dalam berbelanja produk kecantikan dibandingkan milenial memberi gambaran baru tentang dinamika pasar.

Gen Z cenderung eksploratif dan terbuka dengan tren (trend-driven), membeli lebih sering dengan nominal menengah, sementara milenial lebih fokus pada nilai tambah, kualitas premium, dan efektivitas produk (value-driven).

Bagi pelaku industri kecantikan, memahami perbedaan motivasi belanja ini menjadi kunci untuk merancang strategi pemasaran yang tepat sasaran.

Pendekatan pemasaran untuk Gen Z harus memanfaatkan platform visual seperti TikTok dan bersifat fast-paced, sementara pemasaran untuk milenial mungkin lebih efektif melalui konten yang informatif, mendalam, dan menyoroti keunggulan ilmiah atau etika merek.

Dengan literasi konsumen yang terus meningkat, persaingan antar merek kecantikan ke depan akan semakin menuntut kreativitas, inovasi yang berbasis sains, dan transparansi agar mampu memenuhi kebutuhan kedua generasi besar ini. Gen Z bukan hanya konsumen masa kini, tetapi juga penentu arah tren industri kecantikan di masa depan.

Ikuti terus cerita inspiratif, inovasi lokal, dan aksi sosial berdampak hanya di Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

Baca Juga: Netizen Unggah Unboxing APBD Kota Malang 2025, Soroti Anggaran yang Dinilai Janggal

Leave a Comment

Related Post