Gen Z Kembali Bergerak: Maroko Diguncang Gelombang Demo Besar

rafi zainia

September 29, 2025

4
Min Read
Gen Z Kembali Bergerak

CreativestationGen Z Kembali Bergerak menjadi headline utama setelah ribuan pemuda turun ke jalan di Maroko pada akhir pekan lalu. Aksi unjuk rasa ini disebut sebagai yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, melibatkan ratusan orang di sedikitnya 11 kota besar. Tuntutan utama mereka berfokus pada reformasi layanan kesehatan, pendidikan, hingga masalah korupsi yang dianggap semakin parah.

Gelombang Aksi di Berbagai Kota

Gelombang demonstrasi yang membawa semangat Gen Z Kembali Bergerak menyebar cepat dari Rabat, Casablanca, hingga Marrakesh. Massa yang sebagian besar anak muda menyoroti ketidakadilan pemerintah dalam memprioritaskan anggaran pembangunan. Kritik paling keras diarahkan pada proyek pembangunan stadion untuk Piala Dunia FIFA 2030 yang dianggap mengabaikan kualitas layanan publik.

Slogan seperti “Stadion ada di sini, tapi rumah sakit di mana?” terdengar di banyak jalanan. Kalimat ini menjadi simbol kekecewaan warga terhadap kebijakan pemerintah yang lebih menonjolkan citra internasional dibanding kebutuhan dasar masyarakat.

Baca Juga:Gen Z Lebih Boros Belanja Produk Kecantikan Dibandingkan Milenial

Kritik Terhadap Pembangunan Stadion

Gen Z Kembali Bergerak dipicu salah satunya oleh proyek ambisius pemerintah membangun dan merenovasi sembilan stadion besar. Langkah ini dikaitkan dengan rencana Maroko menjadi tuan rumah Piala Afrika 2025 dan Piala Dunia 2030. Namun, banyak warga menilai fokus pada olahraga tidak seimbang dengan kondisi fasilitas kesehatan yang tertinggal.

Tragedi di Agadir menjadi pemicu besar. Delapan perempuan meninggal saat melahirkan di rumah sakit umum karena keterbatasan fasilitas medis. Kejadian ini memunculkan gelombang amarah yang kemudian berubah menjadi aksi nasional.

Penindakan Aparat

Dalam aksi Gen Z Kembali Bergerak, polisi berpakaian sipil hingga pasukan antihuru-hara diturunkan untuk membubarkan massa. Insiden bentrokan terjadi di beberapa kota besar. Sejumlah pemuda dilaporkan ditangkap, sebagian mengalami kekerasan sebelum akhirnya dibebaskan pada malam hari.

Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko menyebut puluhan orang ditangkap di Rabat dan Casablanca. Menurut mereka, penangkapan ini menandakan adanya pembatasan kebebasan berekspresi di negara tersebut.

Gerakan Tanpa Pemimpin

Berbeda dengan demonstrasi sebelumnya yang biasanya digerakkan serikat pekerja atau partai politik, Gen Z Kembali Bergerak muncul dari gerakan spontan tanpa pemimpin. Aksi ini digalang melalui media sosial seperti TikTok dan Discord yang populer di kalangan remaja.

Dua kelompok besar, Gen Z 212 dan Morocco Youth Voices, menyerukan aksi damai. Mereka juga mendorong diskusi publik yang sehat, meskipun sebagian pemuda menuntut perubahan sistem yang lebih radikal.

Suara Para Demonstran

Banyak generasi muda menyuarakan kekecewaan secara langsung. “Saya tidak hanya ingin reformasi kesehatan dan pendidikan, saya ingin reformasi sistem secara keseluruhan,” kata Youssef, seorang insinyur berusia 27 tahun yang ikut serta dalam Gen Z Kembali Bergerak di Casablanca.

Ia menambahkan bahwa tuntutannya termasuk pekerjaan layak, gaji lebih baik, dan harga kebutuhan pokok yang terjangkau. Suara seperti Youssef memperlihatkan bagaimana gerakan ini tidak hanya menyoroti isu kesehatan, tetapi juga kondisi sosial-ekonomi secara lebih luas.

Demografi yang Dominan

Gen Z Kembali Bergerak memperlihatkan bagaimana generasi muda menjadi kekuatan sosial baru. Penduduk berusia 15 hingga 30 tahun merupakan kelompok demografi terbesar di Maroko saat ini. Jumlah mereka yang dominan membuat suara generasi muda semakin sulit diabaikan oleh pemerintah.

Aksi kali ini juga menunjukkan inspirasi dari gelombang protes serupa di Nepal dan Peru. Banyak pemuda Maroko mengaku terinspirasi oleh keberhasilan generasi muda di negara lain yang berhasil mendesak perubahan kebijakan.

Respons Pemerintah

Pemerintah Maroko membantah tuduhan bahwa mereka mengutamakan stadion dibandingkan fasilitas publik. Perdana Menteri Aziz Akhannouch menegaskan bahwa pemerintah sedang mengalokasikan anggaran besar untuk kesehatan, termasuk membangun rumah sakit di berbagai wilayah.

Dalam konteks Gen Z Kembali Bergerak, Menteri Kesehatan Amine Tahraoui bahkan memecat direktur rumah sakit Agadir serta sejumlah pejabat setempat sebagai bentuk tanggung jawab. Meski begitu, kebijakan tersebut dinilai banyak pihak belum cukup menjawab tuntutan rakyat.

Fakta Layanan Kesehatan

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2023 memperlihatkan masalah serius dalam sektor medis Maroko. Negeri itu hanya memiliki 7,7 tenaga medis per 10.000 penduduk, jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu 25 tenaga medis per 10.000 penduduk.

Di Agadir, angka itu bahkan lebih rendah, hanya 4,4 tenaga medis per 10.000 penduduk. Fakta inilah yang memperkuat alasan Gen Z Kembali Bergerak dan menuntut pemerintah melakukan langkah nyata.

Media Sosial Jadi Penggerak

Kekuatan media sosial menjadi salah satu ciri khas Gen Z Kembali Bergerak. TikTok, Instagram, dan Discord digunakan untuk menyebarkan seruan aksi, mengatur lokasi berkumpul, hingga membagikan dokumentasi lapangan.

Strategi ini membuat gerakan sulit diprediksi aparat karena komunikasi berlangsung cepat dan terdesentralisasi. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa generasi digital memiliki cara baru dalam menyampaikan aspirasi.

Masa Depan Gerakan

Gelombang Gen Z Kembali Bergerak dipandang banyak analis sebagai babak baru dalam politik Maroko. Generasi muda yang selama ini dianggap apatis kini justru menjadi motor perubahan.

Meskipun pemerintah berusaha menenangkan situasi dengan janji perbaikan, tuntutan mendalam dari para pemuda memperlihatkan bahwa protes ini mungkin tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Baca Juga:Cara Gen Z Menyuarakan Isu Sosial Lewat Media Digital

Leave a Comment

Related Post