MALANG – Fenomena permainan gasing dari penghapus yang dirangkai menggunakan steples belakangan ini viral di kalangan anak sekolah.
Menyikapi hal itu, Kepala Sekolah, Umi Yayan, mengimbau para orang tua agar melarang anaknya bermain gasing penghapus demi keamanan dan kedisiplinan belajar.
“Mohon bantuan kepada para orang tua agar anaknya tidak bermain ini (penghapus gasing),” ujarnya.
Imbauan tersebut ia sampaikan melalui unggahan akun TikTok @umiyayan0 pada Sabtu (13/9/2025). Umi Yayan menegaskan, permainan ini dapat berdampak negatif yang di antaranya sebagai berikut:
- Membuat anak menjadi royal dan mubazir dalam penggunaan alat tulis
- Menghabiskan uang jajan
- Melalaikan kewajiban belajar baik di sekolah maupun saat mengerjakan PR di rumah.
Lebih jauh, ia juga menyoroti sisi bahaya permainan tersebut, yaitu jika gasingnya diputarkan terlalu cepat, steples bisa copot dan berpotensi mengenai mata ataupun anggota tubuh lainnya.
Baca Juga: Momen Haru Anak Saat Pulang Sekolah, Bisa Lihat Ayahnya Jadi Masinis
“Jika gasingnya diputarkan terlalu cepat, steples bisa copot dan berpotensi mengenai mata ataupun anggota tubuh lainnya,” tegasnya.
Atas dasar itu, pihak sekolah mengambil langkah tegas dengan menyita penghapus gasing yang dibawa siswa. Umi Yayan kembali mengingatkan orang tua agar tidak mengizinkan anak membeli penghapus berlebihan untuk dijadikan gasing.
“Kami mohon kerja sama orang tua agar mengarahkan anak pada permainan edukatif yang lebih bermanfaat,” pungkasnya.
Unggahan tersebut sontak menarik perhatian netizen. Banyak dari mereka yang orang tua turut mengeluhkan anak mereka membeli banyak penghapus hanya untuk dijadikan permainan gasing.
“Semenjak ada mainan gangsing penghapus, anakku setiap hari beli penghapus hampir 10 ribu,dan bikinnya ada yang pake paku payung. Yang bikin kaget aku liat anakku ngelepas paku payungnya pake mulut. Pas liat itu aku langsung marah dan buang gangsingnya. Setelah kejadian itu, anakku sudah nggak main gangsing lagi. Ternyata bahaya kalau nggak diawasi,” ujar akun @iren***.
“Saya seorang guru. Setiap pagi menemukan paku payung 6-7 + staples. Bahkan ada murid perempuan yang sampai ketusuk,” ujar akun @wlnd***.
“Yang komen malah memilih itu kreatif, kreatif. Woi! Kalian tidak paham ya? Itu pakai kelip sama paku payung. Oalah punya mata tak melihat, punya telinga tak di gunakan untuk mendengar. Taunya cuma bilang kreatif. Au ah gelap,” ujar akun @omaey***.
Baca Juga: Anak-Anak di Pulau Morotai Pulang Sekolah Antar Pulau dengan Berenang









Leave a Comment