MALANG – Kerusuhan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di sejumlah kota besar di Indonesia memunculkan spekulasi adanya pihak-pihak tertentu yang menunggangi aksi massa.
Berbagai video dan foto yang beredar di media sosial pun menunjukkan dugaan keterlibatan oknum yang sengaja memicu pembakaran dan penjarahan di tengah demonstrasi.
Dilansir dari unggahan akun Instagram @callmetimo pada Senin (1/9/2025), berikut beberapa barang bukti pembakaran dan penjarahan yang diduga diakibatkan oleh oknum:
Pembakaran Gedung Grahadi Surabaya
Gedung Negara Grahadi di Surabaya dilalap api pada malam Sabtu, 30 Agustus 2025. Kebakaran terjadi sekitar pukul 21.50 WIB, saat massa melakukan aksi di depan gedung tersebut.
Meski pelaku sebenarnya tidak diketahui, netizen mencurigai oknum berpakaian Gojek model lama, bukan ojol atau demonstran, karena jaketnya terlihat kinclong dan berbeda dari jaket Gojek zaman sekarang.
Dugaan menyebut pelaku sengaja menutupi identitas dengan mengenakan helm dan masker, sehingga foto atau video dirinya sulit ditemukan. Netizen pun meminta publik untuk membantu “spill rame-rame” demi mengungkap motif dan pelakunya.
Pembakaran Server Optik di Senayan dan Karet Semanggi
Terjadinya kebakaran di lokasi-lokasi sensitif seperti server optik di Senayan dan Karet Semanggi. Lokasi seperti ini biasanya dilindungi infrastruktur, dan tak banyak orang awam tahu posisinya.
Menurut unggahan, peralatan itu disimpan di dalam teralis yang butuh alat khusus apabila membuka, dan tindakan membakar juga menunjukkan kemampuan teknis yang tidak biasa dimiliki pendemo biasa.
Netizen meragukan bahwa aksi ini dilakukan oleh demonstran biasa karena merusak sinyal akan merugikan luka sendiri, sehingga semakin menguatkan kecurigaan terhadap “orang yang meraup keuntungan” dari kekacauan, seperti provokator atau pihak yang menginginkan situasi darurat.
Baca Juga: Gelar Agung Pecalang di Bali, Tegaskan Tolak Tindakan Anarkis
Poster Ajakan Demo yang Jelek
Callmetimo juga menyoroti poster seruan aksi yang tersebar, seperti desainnya dianggap buruk, dan tidak mencantumkan nama organisasi yang jelas maupun akun resmi penggeraknya.
Menurut unggahan, biasanya poster aksi dibuat dengan standar komunikasi organisasi yang jelas. Kondisi poster ini dinilai janggal, seakan-akan dibuat oleh pihak yang ingin memancing situasi tanpa tanggung jawab.
Netizen di media sosial pun diminta untuk tidak terpancing oleh poster semacam ini dan tetap kritis dalam menyaring informasi.
“Jangan terprovokasi!”
Penjarahan Rumah Para Tokoh DPR
Dilaporkan bahwa dalam kerusuhan tersebut terjadi penjarahan rumah milik tokoh publik seperti Eko Patrio, Uya Kuya, dan Sri Mulyani. Anehnya, meski ada penjagaan aparat, pelaku tetap bisa masuk, seakan berjalan sesuai “rundown”.
Unggahan mengungkap bahwa lokasi rumah pejabat ini seharusnya tidak diketahui umum, namun peristiwa penjarahan tetap terjadi, ini dianggap sebagai pola yang terkoordinasi, bak “playbook 1998”.
Netizen di media sosial lalu membandingkan situasi dengan kerusuhan 1998, sambil menekankan bahwa kondisi tahun 2025 secara informasi jauh lebih terbuka, membuka peluang untuk identifikasi pelaku lewat medsos.
Gerak-Gerik Laki-laki yang Sengaja Membakar Sesuatu
Unggahan terakhir menunjukkan video seorang pria berbaju hitam yang berjalan pelan dan santai sambil menyalakan korek api dan membakar sesuatu dengan sikap seakan sudah terlatih.
Aksi ini tampak kesannya disengaja dan tenang, bukan seperti demonstran panik yang ketakutan. Hal ini menunjukkan kesengajaan dan latihan dalam melancarkan aksi.
Sayangnya, harapannya untuk tidak terekam justru gagal. Kelakuannya terekam CCTV dan kemudian menjadi barang bukti penting dalam upaya identifikasi.
Dengan berbagai temuan tersebut, publik semakin yakin bahwa kerusuhan yang terjadi bukan semata-mata dipicu oleh aksi massa spontan, melainkan ada kemungkinan campur tangan pihak tertentu yang ingin memperkeruh keadaan.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap tenang, kritis dalam menyaring informasi, serta menyerahkan proses penyelidikan lebih lanjut kepada aparat berwenang agar kebenaran dapat terungkap.
Baca Juga: Junaid Miran Gugat Film “Merah Putih: One For All” Atas Penggunaan Enam Aset Animasinya Tanpa Izin
Leave a Comment