MALANG – Ratusan pecalang menghadiri kegiatan Gelar Agung di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar pada Senin (1/9/2025).
Dilansir dari unggahan akun TikTok @nusabali.com, kegiatan tersebut menjadi ajang konsolidasi sekaligus penegasan sikap menolak segala bentuk tindakan anarkis di Bali.
Ketua Majelis Desa Adat menegaskan bahwa kehadiran pecalang memiliki peran penting dalam menjaga kondusivitas wilayah.
“Bali sangat mengutamakan kerukunan, kedamaian, keamanan, dan kenyamanan. Apalagi Bali juga menjadi daerah pariwisata yang harus dijaga bersama,” ujarnya.
Dalam menolak aksi demonstrasi yang berpotensi anarkis, pecalang diinstruksikan untuk meningkatkan pengamanan di masing-masing desa adat, khususnya dalam melindungi fasilitas umum.
Hal ini dianggap penting agar stabilitas dan citra Bali sebagai destinasi wisata tetap terjaga.
Baca Juga: Junaid Miran Gugat Film “Merah Putih: One For All” Atas Penggunaan Enam Aset Animasinya Tanpa Izin
Pada hari yang sama, ratusan pecalang dari berbagai desa adat di Bali juga menggelar apel siaga di Lapangan Renon, Monumen Bajra Sandhi, Denpasar. Apel ini dilakukan setelah aksi demonstrasi sempat memanas di depan Polda Bali pada Sabtu lalu.
Apel siaga tersebut bertujuan memperkuat koordinasi antara pecalang dan aparat keamanan. Selain itu, kegiatan ini menjadi simbol komitmen untuk menjaga Pulau Dewata tetap kondusif, aman, dan nyaman bagi masyarakat maupun wisatawan.
Unggahan tersebut sontak menarik perhatian netizen. Sebagian menyayangkan terjadinya demo di Bali, sementara yang lain berharap agar gaji pecalang di Bali dapat dinaikkan.
“Saya dari Bandung, merantau di Bali. Sedih banget liat Bali rusuh saat demo. Semoga gak ada orang Bandung yang ikut-ikutan demo,” ujar akun @shintia***.
“Jangan hanya menyerahkan semua keamanan Bali ke pecalang. Kita orang Bali juga harus ikut serta untuk menjaga keamanan Bali,” ujar akun @yoga***.
“Tolong jangan jadikan pecalang jadi tameng dan bamper ya. Mereka hanya punya tupoksi menjaga desa adat dan lingkungan,” ujar akun @edo***.
Baca Juga: Potret Bendera Indonesia Karya Seniman Jepang Hiasi The New York Times, Simbol Krisis dan Harapan
Leave a Comment