creativestation.id – Internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita: mulai dari belajar, bekerja, hingga hiburan. Bagi Gen Z dan milenial, internet bukan sekadar media, tapi rumah kedua. Namun muncul pertanyaan penting: Internet Sebagai Ruang Aman: Bisa Nggak Sih?
Di satu sisi, internet memfasilitasi kebebasan berekspresi dan peluang tak terbatas. Namun di sisi lain, ancaman seperti perundungan daring, kebocoran data, dan penipuan digital terus menghantui. Menurut laporan We Are Social & Kepios (2025), ada lebih dari 224 juta pengguna internet di Indonesia, namun 57% di antaranya pernah mengalami cyberbullying atau ancaman keamanan digital (APJII, 2024).
Internet: Ruang Aman atau Arena Risiko?
Internet memang memberi rasa kebebasan, tapi keamanan tetap menjadi tanda tanya besar.
-
Kelebihan: akses informasi, ekspresi identitas, komunitas daring yang suportif.
-
Risiko: kebocoran data pribadi, penipuan online, cyberbullying, hingga eksploitasi digital.
Menurut Norton Cyber Safety Report (2024), 1 dari 3 pengguna internet dunia menjadi korban pencurian data pribadi dalam setahun terakhir.
Cyberbullying: Ancaman Nyata di Ruang Digital
Bagi banyak orang, terutama remaja, media sosial bisa terasa seperti tempat aman berbagi cerita. Sayangnya, kasus perundungan digital meningkat setiap tahun.
-
Data UNICEF (2023): 45% remaja Indonesia pernah mengalami cyberbullying.
-
Dampak: stres, rendah diri, bahkan depresi.
-
Platform rawan: media sosial populer (Instagram, TikTok, Twitter/X).
Gunakan fitur blokir, laporkan akun, dan jaga batasan privasi.
Privasi Data: Siapa yang Mengendalikan Identitas Kita?
Internet menyimpan jejak digital yang sangat detail: dari histori pencarian, lokasi GPS, hingga preferensi belanja.
-
Kasus: Bocornya 279 juta data penduduk Indonesia (2021) yang dijual di forum gelap jadi bukti betapa rapuhnya keamanan digital kita.
-
Statistik Kaspersky (2024): 74% pengguna internet tidak membaca kebijakan privasi aplikasi yang mereka gunakan.
Tips menjaga privasi:
-
Gunakan autentikasi dua faktor.
-
Batasi izin aplikasi.
-
Perbarui password secara rutin.
Upaya Global dan Nasional: Membangun Ruang Aman Digital
Pemerintah dan organisasi dunia berupaya menjadikan internet lebih aman:
-
Indonesia: hadirnya UU PDP (Perlindungan Data Pribadi) 2022.
-
Global: inisiatif Digital Safety Index dari OECD dan program literasi digital dari UNESCO.
-
Platform: Meta, TikTok, dan Google meningkatkan fitur keamanan, termasuk deteksi konten berbahaya berbasis AI.
Meski begitu, regulasi harus dibarengi dengan literasi digital masyarakat agar efektif.
Cara Membuat Internet Lebih Aman untuk Diri Sendiri
Ruang aman di internet tidak tercipta otomatis—kita perlu membangunnya. Berikut langkah praktis:
-
Bangun literasi digital: kritis terhadap informasi, hindari hoaks.
-
Kelola jejak digital: pikirkan sebelum posting.
-
Gunakan VPN & password manager untuk keamanan tambahan.
-
Ikut komunitas positif: pilih ruang daring yang mendukung dan sehat.
Baca juga : Budaya Cancel Culture di Era Digital
Jadi, Internet Aman Nggak?
Internet Sebagai Ruang Aman: Bisa Nggak Sih? Jawabannya: bisa, tapi dengan syarat. Internet bukanlah ruang yang otomatis aman, melainkan ruang yang perlu dikelola. Dengan literasi digital, kesadaran privasi, dan regulasi yang mendukung, kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan inklusif.
Internet bisa menjadi ruang aman—asal kita semua ikut aktif menjaganya.
Untuk informasi dan perkembangan informasi menarik lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.









Leave a Comment