creativestation.id – Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997–2012, tumbuh dalam era teknologi serba cepat. Mulai dari smartwatch, fitness tracker, hingga earbuds pintar—teknologi wearable sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Tapi muncul pertanyaan penting: Apakah perangkat ini hanya sekadar tren, atau sudah menjadi kebutuhan?
Menurut laporan Deloitte (2024), lebih dari 62% Gen Z di Asia Tenggara menggunakan minimal satu jenis teknologi wearable dalam aktivitas harian mereka. Dari olahraga hingga belajar, wearable membantu Gen Z memantau kesehatan, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat konektivitas digital. Mari kita bahas lebih dalam.
Smartwatch dan Fitness Tracker
Smartwatch bukan hanya penunjuk waktu. Perangkat ini menjadi alat penting bagi Gen Z dalam memantau kesehatan dan produktivitas.
Fitur populer:
-
Pengukur detak jantung & kualitas tidur
-
Hitung langkah dan kalori
-
Reminder untuk bergerak dan minum air
Menurut WHO (2023), gaya hidup sedentari meningkat pada usia muda. Wearable membantu mendorong aktivitas fisik secara real-time. Pilih smartwatch dengan integrasi aplikasi kesehatan seperti Google Fit atau Apple Health.
Earbuds Pintar
Earbuds kini tidak hanya untuk mendengarkan musik. Banyak model dilengkapi fitur noise cancellation, mode ambient, bahkan AI-assistant.
Kegunaan bagi Gen Z:
-
Belajar daring dengan suara jernih
-
Menjaga fokus di ruang publik
-
Akses cepat ke perintah suara (misal, Siri atau Google Assistant)
IDC melaporkan, penjualan True Wireless Earbuds naik 20% pada 2024, dengan mayoritas pembeli berusia 18–24 tahun. Gunakan earbuds dengan fitur pengingat durasi pemakaian untuk mencegah gangguan pendengaran.
Teknologi Wearable untuk Kesehatan Mental
Perangkat wearable kini mulai menargetkan kesehatan mental, bukan hanya fisik.
Contoh teknologi:
-
Muse Headband: mendeteksi gelombang otak saat meditasi
-
Fitbit Sense: memantau tingkat stres dan perubahan emosi
Menurut laporan UNICEF (2022), 1 dari 4 Gen Z mengalami gangguan kecemasan. Teknologi ini membantu mereka lebih sadar terhadap kondisi mentalnya. Integrasikan wearable dengan aplikasi seperti Calm atau Headspace untuk pengalaman mindfulness maksimal.
Ketika Wearable Jadi Ekspresi Diri
Wearable juga menjadi sarana ekspresi personal. Desain dan fitur kini menyesuaikan gaya hidup Gen Z yang mengutamakan visual dan estetika.
Contoh tren:
-
Smartwatch dengan strap custom
-
Cincin pintar (smart ring) yang bisa dipakai di event formal
-
Kacamata AR bergaya modern
Menurut McKinsey (2023), 70% Gen Z menganggap teknologi sebagai bagian dari gaya personal. Pilih wearable yang bisa dikustomisasi dan punya integrasi dengan fashion apps seperti Zepeto atau Poshmark.
Apakah Semua Wearable Aman Digunakan?
Meski terlihat praktis, wearable bukan tanpa risiko. Gen Z perlu kritis terhadap:
-
Keamanan data pribadi
Banyak wearable mengumpulkan data biometrik. Pastikan perangkatmu memiliki fitur privasi yang kuat. -
Ketergantungan digital
Terlalu sering memantau data kesehatan bisa menimbulkan kecemasan digital (health anxiety).
Selalu baca kebijakan privasi sebelum menginstal aplikasi wearable. Batasi notifikasi agar tidak mengganggu fokus.
Baca juga : Cara Gen Z Bangun Bisnis dari Platform LYNK dan Notion
Teknologi Wearable bagi Gen Z, Tren Sekilas atau Kebutuhan Sejati?
Jawabannya: keduanya. Gen Z dan Teknologi Wearable: Tren atau Kebutuhan? bergantung pada bagaimana perangkat itu digunakan. Bagi Gen Z yang bijak, wearable bukan hanya gaya—tetapi juga alat bantu untuk kesehatan, produktivitas, dan pengembangan diri.
Dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kesadaran terhadap self-care, wearable diprediksi akan menjadi standar dalam kehidupan generasi masa depan. Namun, penggunaan yang cerdas, sadar privasi, dan tidak berlebihan adalah kunci agar manfaatnya tetap optimal.
Untuk informasi dan perkembangan informasi menarik lainnya, ikuti terus Creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.









Leave a Comment