6 Strategi Brand Besar Menarik Hati Gen Z

wiaam rifqi

September 10, 2025

4
Min Read
6 Strategi Brand Besar Menarik Hati Gen Z

Creativestation.id – Generasi Z atau lebih dikenal sebagai Gen Z kini jadi sorotan utama banyak brand besar di seluruh dunia. Mereka lahir di era digital, tumbuh dengan media sosial, dan terbiasa dengan teknologi sejak kecil. Tidak heran jika pola pikir, gaya hidup, serta preferensi Gen Z sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

Bagi brand besar, menarik hati Gen Z bukan perkara mudah. Mereka bukan hanya pembeli, tapi juga kritikus tajam yang mampu mengangkat atau menjatuhkan reputasi sebuah merek. Maka, strategi yang tepat menjadi kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dengan generasi ini. Berikut adalah 6 strategi yang banyak digunakan brand besar untuk merebut hati Gen Z.

1. Mengutamakan Keaslian dan Transparansi

Gen Z terkenal sebagai generasi yang sangat peduli pada keaslian (authenticity). Mereka bisa dengan cepat membedakan mana brand yang tulus dan mana yang hanya mencari keuntungan semata. Karena itu, banyak brand besar kini menampilkan cerita jujur di balik produk mereka.

Misalnya, perusahaan fashion global tidak lagi hanya fokus pada promosi glamor, tetapi juga menunjukkan proses produksi, nilai keberlanjutan, hingga siapa orang-orang di balik layar. Transparansi ini membuat Gen Z merasa lebih dekat dan percaya terhadap brand tersebut.

2. Aktif di Media Sosial dengan Konten Relatable

Bagi Gen Z, media sosial bukan sekadar hiburan, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Brand besar yang ingin menjangkau generasi ini harus punya strategi khusus di platform seperti TikTok, Instagram, hingga YouTube Shorts.

Bukan hanya sekadar posting produk, tapi juga menghadirkan konten yang relatable: meme lucu, tren dance, hingga kolaborasi dengan kreator konten lokal. Hal ini membuat Gen Z merasa brand tersebut berbicara dengan gaya bahasa mereka, bukan sekadar menjual barang.

3. Mengusung Isu Sosial dan Lingkungan

Gen Z tumbuh di tengah banyak isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan keberagaman. Mereka cenderung memilih brand yang memiliki kepedulian sosial.

Contohnya, banyak perusahaan makanan cepat saji kini menekankan penggunaan bahan ramah lingkungan atau mengurangi plastik sekali pakai. Sementara itu, brand kecantikan mempromosikan produk cruelty-free dan mendukung keberagaman warna kulit.

Dengan mengusung isu sosial, brand tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga ikut membangun citra positif yang sejalan dengan nilai Gen Z.

Baca Juga: Mahasiswa KKN Viral, Punya Kesamaan Unik dari Tempat, Tanggal Lahir, hingga Akhiran Nama

4. Membuat Pengalaman Interaktif

Gen Z suka dilibatkan secara langsung, bukan hanya menjadi konsumen pasif. Itulah mengapa brand besar mulai menghadirkan pengalaman interaktif, baik secara online maupun offline.

Misalnya, lewat fitur augmented reality (AR) dalam aplikasi belanja, konsumen bisa mencoba produk sebelum membeli. Atau, lewat event musik dan pop-up store yang menghadirkan ruang kreatif bagi pengunjung untuk berinteraksi dengan brand secara unik.

Pengalaman interaktif ini membuat Gen Z merasa punya ikatan emosional yang lebih kuat dengan brand.

5. Kolaborasi dengan Influencer dan Komunitas

Strategi lain yang sangat efektif adalah kolaborasi dengan influencer. Gen Z lebih percaya pada rekomendasi kreator konten atau tokoh yang mereka ikuti ketimbang iklan formal.

Brand besar kini sering menggandeng micro-influencer dengan audiens spesifik. Misalnya, brand fashion bekerja sama dengan fashion blogger muda, atau brand teknologi menggandeng gamer populer. Selain itu, keterlibatan komunitas lokal juga membuat brand lebih mudah diterima karena terasa lebih dekat.

6. Menyediakan Produk yang Fleksibel dan Personalisasi

Gen Z sangat menghargai kebebasan berekspresi. Mereka ingin produk yang bisa disesuaikan dengan identitas masing-masing. Karena itu, banyak brand besar menawarkan opsi personalisasi.

Contohnya, sepatu olahraga yang bisa dikustom warna dan desainnya, atau layanan streaming musik yang menghadirkan playlist sesuai mood pengguna. Fleksibilitas ini memberi Gen Z ruang untuk mengekspresikan diri, sekaligus merasa brand benar-benar memahami mereka.

Baca Juga: 10 Gaya Hidup Gen Z yang Lagi Hits di 2025

Memenangkan hati Gen Z bukan sekadar soal iklan kreatif atau produk bagus. Brand besar harus mampu memahami nilai, gaya hidup, serta aspirasi generasi ini. Dari keaslian, kepedulian sosial, hingga pengalaman interaktif—semua strategi itu kini jadi standar baru dalam dunia pemasaran.

Dengan menerapkan 6 strategi di atas, brand besar tidak hanya berpeluang meningkatkan penjualan, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan Gen Z yang akan menjadi konsumen utama di masa depan.

Gen Z mungkin dikenal kritis, tapi jika brand bisa menghadirkan nilai yang sejalan dengan mereka, loyalitas yang diberikan bisa jauh lebih besar dibanding generasi sebelumnya.

Leave a Comment

Related Post