5 Negara Bicara AI dan Big Data! Indonesia Punya Peran Kunci di Konferensi ICA 2025

Acsyara Aulia

June 21, 2025

2
Min Read
Indonesia Punya Peran Kunci di Konferensi ICA 2025

Creativestation.id – Disrupsi teknologi seperti big data dan kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan utama peneliti dan akademisi berbagai negara, di antaranya Indonesia dan Jerman. Mereka pun menekankan kolaborasi global.

Hal tersebut terungkap dalam konferensi tahunan ke-75 International Communication Association (ICA) 2025 yang digelar hybrid di berbagai negara.

“Disrupsi digital telah mengubah cara kita meneliti dan memahami komunikasi. Literasi digital, etika riset, hingga tantangan disinformasi menjadi fokus baru yang harus direspons secara kolaboratif,” ujar Novi Kurnia, dosen Universitas Gajah Mada (UGM), dalam rilisnya, Jumat (20/6/2025).

Dalam paparannya, Novi mengangkat hasil riset kolaboratif Japelidi sebagai studi kasus untuk menekankan pentingnya literasi digital.

Ia menyebut, hadirnya teknologi AI dan big data menciptakan peluang sekaligus menimbulkan kesenjangan digital serta risiko keamanan informasi.

Sementara itu, Peneliti UPN Veteram Jawa Timur, Dr. Catur Suratnoaji, S.Sos., M.Si., menyoroti perlunya adaptasi metodologis dalam menghadapi gelombang disrupsi teknologi.

“Big data dan AI mengubah pendekatan penelitian. Peneliti harus bisa merespons dengan metode yang relevan, namun tetap menjunjung etika,” kata Catur.

Literasi Media dan Digital

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Eni Maryani, menyoroti pentingnya pendekatan mix methods dalam riset komunikasi Indonesia untuk menghasilkan pemahaman yang lebih menyeluruh, terutama dalam konteks literasi media dan digital.

Senada dengan itu, Prof Alois Moosmüller dari Jerman menggarisbawahi pentingnya perspektif lintas budaya dalam riset global. Ia menyampaikan bahwa komunikasi dan budaya merupakan dua entitas yang tidak bisa dipisahkan.

“Kompetensi antar budaya menjadi kunci dalam membangun kolaborasi internasional yang efektif,” ujarnya.

Baca juga : WhatsApp Dilarang di Iran, Mengapa Pemerintah Menerapkan Pelarangan Medsos Ini?

Ia memaparkan lima aspek penting dalam model kolaborasi tersebut yakni keterampilan, kesadaran, sikap, pengetahuan, dan hasil yang diharapkan (desired outcome).

Dengan latar belakang Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, para peserta konferensi sepakat bahwa penguatan kolaborasi antara akademisi, industri, dan pembuat kebijakan menjadi krusial dalam menjaga relevansi studi komunikasi di tengah tantangan global.

Untuk berita bisnis dan ulasan teknologi terbaru, ikuti terus creativestation.id – sumber referensi kreatif untuk inovasi, bisnis, dan teknologi.

Leave a Comment

Related Post