Laba Bukit Asam Ambles! Apa Penyebabnya?

Redaksi creativestation

May 6, 2025

3
Min Read
Laba Bukit Asam Ambles! Apa Penyebabnya?

Creativestation.id – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2025 (Q1-2025).

Laba bersih perusahaan tercatat hanya Rp 391,48 miliar, mengalami penurunan drastis hingga 50,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 790,94 miliar.

Direktur Utama PTBA, Arsal, menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama penurunan harga batu bara global yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Harga Batu Bara Global yang Turun Signifikan

Arsal menegaskan bahwa penurunan harga batu bara global yang tajam menjadi salah satu faktor utama penyebab penurunan laba bersih PTBA pada kuartal pertama 2025.

“Harga jual internasional yang turun, kita tidak bisa intervensi,” ujar Arsal dalam wawancara di Gedung DPR RI. Meskipun demikian, Arsal memastikan bahwa kondisi keuangan PTBA tetap sehat meskipun laba bersihnya mengalami penurunan yang signifikan. “Keuangan PTBA sehat, masih sehat Insya Allah,” tambahnya meyakinkan.

Perang Tarif dan Pengaruhnya terhadap Permintaan Batu Bara

Selain penurunan harga batu bara, Arsal juga menjelaskan bahwa kondisi geopolitik, seperti perang tarif antara Amerika Serikat dan negara lain, turut mempengaruhi permintaan batu bara global.

Perang tarif yang berkepanjangan ini, menurut Arsal, berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi China, yang merupakan salah satu konsumen utama batu bara dunia.

Baca juga : Ekonomi lesu, ternyata ini penyebab utamanya!

“Perang tarif yang berkepanjangan menghambat pertumbuhan ekonomi China, sehingga permintaan batu bara menurun,” jelasnya. Penurunan permintaan ini, lanjut Arsal, menyebabkan pasokan batu bara melebihi permintaan, yang pada akhirnya menekan harga batu bara global.

Laba Bukit Asam Ambles! Apa Penyebabnya?

Kinerja Operasional yang Masih Positif

Meski mengalami penurunan laba bersih, PTBA mencatatkan kinerja operasional yang tetap menunjukkan tren positif pada kuartal pertama 2025. Pendapatan PTBA pada periode ini tercatat sebesar Rp 9,96 triliun, sementara EBITDA tercatat Rp 1,05 triliun.

Total aset perusahaan per 31 Maret 2025 mencapai Rp 42,26 triliun, meningkat 10% secara tahunan, yang menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan eksternal, PTBA tetap dapat mempertahankan posisi finansial yang sehat.

Peningkatan Penjualan Ekspor dan Domestik

PTBA juga mencatatkan peningkatan yang signifikan dalam penjualan batu bara. Penjualan ekspor perusahaan pada kuartal pertama 2025 mencapai 5,09 juta ton, naik 34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan domestik tercatat 5,19 juta ton, dengan total penjualan keseluruhan mencapai 10,28 juta ton, tumbuh 7% secara tahunan.

Angkutan batu bara juga mengalami peningkatan sebesar 12%, mencapai 9,41 juta ton, yang menunjukkan bahwa PTBA masih dapat memperluas jaringan distribusi dan memenuhi permintaan pasar meskipun harga batu bara global menurun.

Baca juga : Rahasia Erick Thohir Pangkas Biaya BUMN!

Target Produksi dan Penjualan Batu Bara Tahun 2025

Meskipun menghadapi tantangan harga batu bara yang rendah, PTBA tetap optimistis dengan target kinerja perusahaan pada tahun 2025.

Perusahaan menargetkan produksi batu bara sebesar 50,05 juta ton, dengan penjualan mencapai 50,09 juta ton. PTBA juga menargetkan angkutan batu bara sebesar 43,25 juta ton pada tahun ini.

Target ini mencerminkan komitmen PTBA untuk tetap menjalankan operasional dengan efisien dan berusaha untuk terus mempertahankan daya saing meskipun situasi eksternal tidak sepenuhnya mendukung.

Optimisme PTBA dalam Menghadapi Tantangan Eksternal

Meskipun kondisi pasar global yang penuh tantangan, Arsal tetap optimis bahwa PTBA dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan batu bara terkemuka di Indonesia.

Baca juga : Aset Negara Tembus US$ 1 Triliun? Prabowo Ungkap Rahasianya!

PTBA akan terus berusaha memanfaatkan peluang yang ada, sambil mengelola risiko dengan hati-hati, termasuk dalam hal efisiensi biaya dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik.

“Kami akan terus beradaptasi dengan kondisi pasar yang ada dan memanfaatkan segala peluang yang ada untuk tetap tumbuh dan berkembang,” ujar Arsal menutup pernyataannya.

Ikuti terus informasi investasi dan tren keuangan lainnya hanya di Creativestation.id – Media creative dan inovatif.

Leave a Comment

Related Post